Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan

Kompas.com - 12 Oktober 2025, 16:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NAMA Barus barangkali tidak lagi akrab di telinga masyarakat Indonesia hari ini. Namun berabad-abad silam, pelabuhan kecil di pesisir barat yang saat ini masuk Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara itu adalah salah satu kota dan pusat perdagangan penting di Asia.

Dari hutan-hutan di sekitarnya, mengalir getah harum dari pohon Dryobalanops aromatica, yang kemudian dikenal sebagai kapur barus atau kamper, komoditas bernilai tinggi yang pernah menempatkan Nusantara di jantung perdagangan dunia.

Catatan geograf Yunani Ptolemaeus pada abad ke-2 Masehi menyebut nama “Barousai” sebagai pelabuhan penghasil minyak harum yang diperdagangkan ke India dan Arab.

Dalam sumber Arab abad ke-10, Barus disebut “Fansur”, pelabuhan penghasil kapur barus terbaik yang harganya lebih mahal daripada emas.

Bahkan Marco Polo dalam catatan perjalanannya pada tahun 1292, menulis bahwa kapur barus dari Sumatera adalah “yang paling murni dan mahal di dunia”.

Dari pelabuhan Barus inilah rempah harum itu berangkat menembus Jalur Sutra, ke Gujarat, Teluk Persia, Kairo, hingga Konstantinopel.

Kapur barus menjadi simbol keterhubungan Nusantara dengan dunia sejak awal milenium pertama, jauh sebelum dunia mengenal rempah pala, cengkih, atau lada dari Maluku.

Kapur barus sejatinya adalah hasil penyulingan getah dari pohon Barus (Laurel kamper) di hutan tropis Sumatera dan Kalimantan.

Prosesnya rumit dan penuh ketidakpastian, tidak semua pohon mengandung zat kamper, sehingga banyak pohon ditebang untuk mendapatkan hasil yang sedikit saja. Namun, hasilnya menakjubkan, yaitu kristal putih beraroma tajam, padat, dan tahan lama.

Kegunaannya melampaui batas geografis dan zaman. Dalam pengobatan modern, kapur barus dimanfaatkan karena sifat antiinflamasi, antiseptik, dan antijamurnya.

Ekstraknya menjadi bahan salep pereda nyeri otot, radang sendi, dan obat gosok pernapasan. Ia juga berfungsi sebagai pengharum alami dan pengusir serangga, di mana aromanya yang menyengat efektif mengusir ngengat dan nyamuk.

Baca juga: Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi

Bahkan di beberapa daerah India dan di Sumatera masa lampau, kapur barus digunakan dalam dosis kecil sebagai bumbu masakan dan pelengkap aroma dalam upacara keagamaan.

Perdagangan kapur barus menjadikan Barus bukan sekadar pelabuhan, tetapi juga simpul peradaban.

Interaksi dagang dengan pedagang Arab dan Persia membawa arus budaya baru ke Nusantara. Melalui pelabuhan Barus, ajaran Islam mulai dikenal di pantai barat Sumatera.

Makam Mahligai dan Syekh Papan di Barus menjadi bukti arkeologis penyebaran Islam awal abad ke-7 hingga ke-9. Dari sinilah, Nusantara memulai tradisi kosmopolitan yang terbuka terhadap dunia luar.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Kembali Kejayaan Pala Nusantara
Menggali Kembali Kejayaan Pala Nusantara
Varietas Tanaman
Mendorong Nilai Tambah di Negeri Seribu Kelapa
Mendorong Nilai Tambah di Negeri Seribu Kelapa
Varietas Tanaman
Anomali Pasokan Kakao: Analisa dan Solusi untuk Industri
Anomali Pasokan Kakao: Analisa dan Solusi untuk Industri
Varietas Tanaman
Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura
Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura
Varietas Tanaman
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Varietas Tanaman
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau