
Transformasi sederhana ini menunjukkan bahwa hilirisasi bukan hal mustahil jika ada dukungan teknologi, pembiayaan, dan kemitraan yang kuat.
Potensi pasar dunia untuk produk herbal, minyak atsiri, dan bumbu alami juga terus meningkat seiring tren gaya hidup sehat. Jahe, kunyit, sereh, dan temulawak kini banyak diburu sebagai bahan suplemen, pangan fungsional, hingga kosmetik alami.
Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadi pemain utama di pasar rempah bernilai tinggi. Agar rempah kembali menjadi komoditas strategis nasional, ada beberapa langkah penting yang perlu diprioritaskan pembuat kebijakan.
Pertama, pemerintah harus memperkuat rantai pasok dari hulu hingga hilir dengan fokus pada pembenahan budidaya dan pascapanen. Langkah ini meliputi penyediaan bibit unggul, penyuluhan pertanian organik, serta pembangunan fasilitas pengeringan dan gudang penyimpanan di sentra produksi agar kualitas rempah terjaga sejak dari kebun.
Kedua, penguatan kelembagaan petani melalui model koperasi modern dan kemitraan dengan industri pengolah perlu digencarkan. Pola kemitraan seperti ini terbukti efektif di sejumlah daerah penghasil rempah dan bisa menjadi fondasi penguatan ekonomi lokal. Di saat yang sama, pemerintah juga perlu meningkatkan infrastruktur dan logistik di wilayah penghasil rempah.
Ketiga, pemerintah perlu mempercepat pelaksanaan program hilirisasi perkebunan melalui skema pembiayaan pemerintah dan swasta yang menempatkan pala dan lada sebagai komoditas prioritas nasional. Program ini mencakup pembangunan kawasan hilirisasi di sentra produksi seperti Maluku dan Lampung, penyediaan sarana pascapanen modern, pelatihan budidaya dan pengolahan berstandar baik (GAP, GHP, dan GMP), serta dukungan pembangunan mini-pabrik di dekat kebun petani.
Sejalan dengan itu, pemerintah perlu memberikan insentif fiskal bagi industri pengolahan dan ekspor, serta memperkuat branding rempah Indonesia melalui kampanye dan diplomasi kuliner seperti “Spice Up The World”, yang menegaskan bahwa rempah adalah warisan budaya dan identitas bangsa, sekaligus simbol daya saing ekonomi Indonesia di pasar global.
Baca juga: Bagaimana Awal Bangsa Eropa Kenal Rempah-rempah Sebelum Menjajah Asia?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang