
Lahan kebun mereka biasanya merupakan sistem agroforestri yang memadukan kenari dengan tanaman rempah seperti pala, cengkih, dan kayu manis, serta tanaman pangan di sela-selanya. Pola tanam campur ini merupakan bentuk kearifan lokal, Dimana ketika kenari tidak berbuah, hasil dari rempah dan tanaman pangan lain menjadi penopang ekonomi keluarga.
Dengan demikian, kenari tak hanya menopang dapur rumah tangga, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi dan keberlanjutan lahan pertanian.
Baca juga: 8 Kacang-kacangan yang Bantu Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?
Untuk mewujudkan kenari sebagai komoditas masa depan Indonesia timur, dibutuhkan upaya terpadu yang menyentuh seluruh rantai nilai, dari hulu hingga hilir. Pembangunan sistem budidaya dan konservasi berkelanjutan menjadi langkah awal yang krusial.
Penanaman kembali pohon kenari di lahan masyarakat maupun hutan adat perlu digalakkan, disertai dukungan penyediaan bibit unggul oleh pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Edukasi kepada petani agar menyisihkan sebagian buah untuk disemaikan penting dilakukan demi menjamin regenerasi pohon dan keberlanjutan pasokan.
Perlindungan habitat kenari pun tak kalah penting. Penebangan pohon produktif harus dicegah, sementara kearifan lokal yang membatasi pemanfaatan kayu kenari hanya jika pohon tumbang secara alami perlu dijaga.
Di sisi lain, penguatan peran masyarakat lokal, terutama perempuan, termasuk pelatihan dan pengajaran manfaat kenari di sekolah menjadi motor utama dalam pengembangan industri pertanian berbasis kenari. Keberhasilan pengembangan kenari tidak akan terlepas dari inovasi dan strategi pemasaran yang visioner.
Di sisi promosi, branding kenari Maluku Utara sebagai “kacang khas Indonesia Timur” harus diperkuat melalui festival kuliner, lomba resep, hingga kampanye digital agar dikenal luas di pasar nasional dan internasional. Ketertarikan pasar Eropa terhadap kenari Maluku menjadi peluang yang perlu direspons dengan strategi ekspor yang matang, termasuk sertifikasi mutu, diplomasi kuliner, dan partisipasi dalam pameran dagang global.
Namun, lebih dari sekadar komoditas ekonomi, pengembangan kenari adalah wujud perawatan terhadap warisan alam dan budaya Nusantara. Seperti pala dan cengkih yang dulu mengharumkan nama Maluku di mata dunia, kenari berpotensi menjadi “komoditas renyah” yang prospektif, dimana berdampak ekonomi bagi Kawasan Indonesia Timur dan mendatangkan kesejahteraan bagi petani lokal.
Baca juga: Manfaat Kesehatan Kacang-kacangan: Kaya Nutrisi, Turunkan Risiko Penyakit
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang