Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan

Kompas.com - 9 Desember 2025, 23:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

BAGI banyak orang, nama Kedawung mungkin lebih akrab sebagai sebutan daerah, kecamatan atau nama jalan, mirip dengan Gambir, Kemang atau Gandaria yang lebih dikenal sebagai kawasan wilayah atau perkotaan. Padahal, Kedawung (Parkia timoriana) sejatinya adalah nama pohon legum raksasa yang dahulu sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Prof. Ervizal AM Zuhud (IPB) mencatat bahwa tanaman ini dulu begitu dekat dengan keseharian masyarakat, namun kini hanya segelintir orang yang masih mengenal dan memanfaatkannya.

Pohon kedawung secara fisiologis adalah pohon hutan raksasa yang dapat tumbuh setinggi 30–45 meter dengan batang lurus berdiameter lebih dari satu meter, akar kuat yang menjalar lebar, serta pucuk yang menjulang gagah. Kulit batangnya cokelat keabu-abuan dan agak kasar, sementara tajuknya yang lebar dan rindang memberikan siluet megah mirip trembesi atau petai (pete) hutan, kerabat dekatnya dalam suku polong-polongan (Fabaceae).

Daunnya berupa daun majemuk ganda yang rapat, bunganya muncul sebagai bola-bola kecil pada tangkai panjang, dan buahnya berupa polong besar menyerupai petai versi raksasa.

Sebagai legum hutan, kedawung memiliki kemampuan melakukan fiksasi nitrogen yang membantu menyuburkan tanah di sekitarnya, menjadikannya penting bukan hanya secara budaya dan pemanfaatan tradisional, tetapi juga secara ekologis bagi kesehatan ekosistem hutan tropis.

Salah satu bagian paling bernilai dari tanaman ini adalah bijinya yang berwarna hitam, kaya nutrisi dan senyawa bioaktif. Sejak lama, biji kedawung digunakan dalam tradisi jamu sebagai obat alami untuk meredakan sakit lambung, diare, infeksi kulit, hingga gangguan sirkulasi darah berkat sifat antibakteri dan antiinflamasinya.

Penelitian modern turut menguatkan khasiat tersebut, bahwa biji kedawung terbukti mengandung fenolik, saponin, serta senyawa yang bersifat antibakteri, antidiabetik, dan antiinflamasi.

Kandungan bioaktif yang begitu beragam ini menempatkan kedawung sebagai kandidat kuat dalam pengembangan obat herbal dan pangan fungsional berbasis bahan alami.

Peluang Ekonomi dan Produk Inovatif

Hampir seluruh bagian tanaman kedawung, mulai dari daun, kulit batang, hingga polong, menyimpan manfaat penting yang menjadikannya tanaman bernilai tinggi. Kandungan fitosterol, flavonoid, dan tanin berperan dalam menurunkan kolesterol serta menjaga kesehatan jantung.

Dikombinasikan dengan rekam jejak pemanfaatan tradisional dan temuan ilmiah yang semakin kuat, kedawung memiliki peluang besar untuk dikembangkan kembali, baik di sektor kesehatan, industri herbal, maupun dalam pengelolaan lingkungan.

Secara tradisional, biji dan bagian lain tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan jamu untuk meredakan sakit perut, kolera, radang, serta sebagai obat antidiare dan antimikroba. Senyawa fenolik dan saponin dalam bijinya memberikan manfaat kesehatan signifikan, sementara fitosterol membantu menurunkan kolesterol.

Penelitian etnobotani menunjukkan bahwa para penjual jamu gendong di Jawa rutin memasukkan kedawung dalam racikan mereka. Dengan dasar ilmiah yang mulai terkumpul, industri jamu modern dapat mengolah ekstrak kedawung menjadi suplemen herbal bernilai ekonomis untuk pasar nasional maupun internasional.

Di bidang pangan, biji kedawung memiliki kandungan nutrisi tinggi, mengandung protein sekitar 28,7%, karbohidrat 44,5%, dan lemak 21,2%, yang menjadikannya calon bahan pangan fungsional bernutrisi tinggi. Biji kedawung kering atau panggang dapat diolah menjadi camilan sehat kaya protein, sementara inovasi di Jawa Timur telah menghasilkan produk brownies kedawung sebagai upaya memperkenalkan kembali cita rasa tradisional.

Peluang lain seperti sirup sehat, tepung protein, atau suplemen serbuk kedawung juga terbuka lebar sebagai produk modern yang bernilai tambah.

Dari sisi industri, biji kedawung mengandung asam lemak tak jenuh, terutama asam oleat (±38,9%) dan palmitat (±34,7%), sehingga berpotensi menjadi sumber minyak nabati sehat untuk kebutuhan kuliner, kosmetik, maupun farmasi. Kandungan antioksidannya yang tinggi membuat minyak kedawung cocok dijadikan bahan produk kesehatan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau