Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Kemiri Lengkap dengan Perawatannya

Kompas.com - 8 Februari 2023, 10:11 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemiri adalah tanaman rempah yang biasanya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan atau diolah sebagai minyak. Tanaman kemiri tersebar di beberapa wilayah seperti India, Tiongkok, Asia Tenggara dan Indonesia, Polinesia, dan Selandia Baru.

Di Indonesia, budidaya kemiri sudah banyak dilakukan. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 sampai 800 meter di atas permukaan laut.

Selain ketinggian tempat, curah hujan dan suhu lingkungan juga turut mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan kemiri yaitu 1500 sampai 2400 mm/tahun dengan suhu antara 200 sampai 270 derajat Celcius.

Baca juga: Pedoman Budidaya Kemiri yang Baik dan Benar

Tak hanya memperhatikan syarat tumbuhnya, cara menanam kemiri juga perlu dilakukan dengan baik agar pertumbuhan dan produktivitas tanaman maksimal. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (8/2/2023), berikut langkah-langkah menanam kemiri yang perlu diperhatikan.

Persiapan bibit

Kemiri, biji kemiriShutterstock/Yessi Frenda Kemiri, biji kemiri

Benih kemiri bisa diperoleh dari biji tanaman kemiri yang sudah tua. Agar biji kemiri cepat berkecambah, maka perlu diberi perlakuan khusus. Setidaknya ada tiga cara perlakuan biji kemiri sebelum disemai.

Cara pertama yaitu dengan merendam biji kemiri dalam air dingin selama 15 hari, lalu pukul biji kemiri sampai bagian yang runcing retak. Selain itu, Anda juga bisa mengikis mikrofil biji tersebut sampai tempurungnya tipis.

Cara kedua, bakar biji dengan cara biji diletakkan dalam bedengan kemudian tutup dengan alang-alang setebal 10 cm, lalu bakar. Setelah semua terbakar, siram dengan air sampai apinya padam. Enam hari kemudian, pembakaran diulang.

Baca juga: Cara Menanam Ketumbar dalam Pot, Mudah untuk Pemula

Cara yang terakhir yaitu dengan merendam biji kemiri dalam KNO3 0,2 persen selama 30 menit. Setelah itu biji kemiri dibersihkan dan disemai. Cara ini bisa membuat biji kemiri tumbuh seragam.

Tahap penanaman

Proses penanaman kemiri diawali dengan membersihkan lahan dari gulma. Setelah itu, buat jarak tanam sesuai kebutuhan.

Jika menanam kemiri dengan tujuan untuk menghasilkan biji, maka jarak tanam yang ideal sekitar 10 x 10 m. Sedangkan budidaya kemiri dengan tujuan menghasilkan kayu, maka jarak tanam cukup 4 x 4 m.

Setelah menentukan jarak tanam, langkah berikutnya yaitu membuat lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Pisahkan antara tanah galian bagian atas dan bawah.

Ilustrasi rempah kemiri Ilustrasi rempah kemiri

Tanah galian bagian bawah perlu dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, maka lubang bisa langsung ditimbun.

Baca juga: Cara Menanam Lada Perdu, Bisa Berbuah Sepanjang Tahun

Namun, apabila penanaman dilakukan saat musim hujan, maka campuran tanah dengan pupuk kandang dibiarkan terlebih dahulu di dekat lubang tanam.

Cara menanam kemiri yaitu dengan meletakkan bibit pada lubang tanam yang siap tanam. setelah itu, tutup lubang tanam dan padatkan agar bibit tidak mudah roboh.

Penyiangan

Kegiatan penyiangan bisa mulai dilakukan saat tanaman berumur 1 sampai 3 tahun. Penyiangan atau pembersihan gulma sebaiknya dilakukan tiga bulan sekali. Bersama dengan penyiangan, lakukan juga penggemburan tanah disekitar akar.

Baca juga: 5 Pemeliharaan Lada agar Tanaman Tumbuh Sehat dan Produktif

Penyiraman

Tanaman kemiri yang masih muda sangat peka terhadap kondisi kering. Maka dari itu, penyiraman perlu dilakukan secara rutin, terutama saat curah hujan sedang kurang.

Pemupukan

Agar pertumbuhan dan produktivitas tanaman maksimal, maka lakukanlah pemupukan secara berkala. Jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk organik dan kimiawi.

Pemberian pupuk kandang bisa dilakukan sekali dalam satu tahun dengan dosisi menyesuaikan umur tanaman. Pada tanaman muda, berikan pupuk kandang sebanyak 2 kg/pohon, sedangkan pada tanaman tua berikan pupuk kandang sebanyak 10 sampai 30 kg/pohon.

Cara aplikasi pupuk kandang yaitu dengan membenamkannya sedalam 10 cm di bawah permukaan tanah. Sementara itu, pupuk kimia sebaiknya diberikan 2 kali dalam satu tahun di awal dan akhir musim hujan.

Cara pemberian pupuk anorganik yaitu dengan membuat lubang tanam di sekitar batang, lalu meletakkan pupuk pada lubang pemupukan dan timbun dengan tanah.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kandang dari Kotoran Sapi

Ilustrasi hasil panen budidaya kemiriShutterstock/Yessi Frenda Ilustrasi hasil panen budidaya kemiri

Pemangkasan

Tahapan budidaya kemiri berikutnya yaitu pemangkasan. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di awal musim hujan.

Bagian tanaman yang dipangkas yaitu cabang yang lemak, rusak, mati, maupun yang terlalu rapat. Pemangkasan bisa dilakukan saat pemupukan.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit bisa disesuaikan dengan jenis hama maupun penyakit yang menyerang. Cara mengatasinya hama dan penyakit bisa dengan melakukan kegiatan kultur teknis yang benar, aplikasi pestisida nabati, dan penyemprotan pestisida kimia saat serangannya mulai meluas.

Panen

Tanaman kemiri yang bibitnya berasal dari biji umumnya akan berbuah ketika berumur 3 sampai tahun. Pemanenan kemiri bisa dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu tahun.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau