Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Pestisida dan Pupuk Alami dari Rumput Bandotan

Kompas.com - 03/03/2023, 14:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Babadotan, bandotan, atau babandotan (Ageratum conyzoides Linn) adalah salah satu gulma berbentuk rumput yang kerap dianggap mengganggu tanaman. Akan tetapi, rumput babandotan dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat pupuk alami dan pestisida nabati.

Dikutip dari laman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (3/3/2023), kandungan kimia yang terkandung dalam rumput babadotan adalah saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5 persen, HCN dan minyak atsiri. Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun.

Babadotan adalah salah satu jenis gulma yang mengandung senyawa organik yang berpotensi sebagai biopestisida.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida dari Kenikir, Bisa Mengatasi Berbagai Hama

Ilustrasi gulma bandotan atau babandotan.WIKIMEDIA COMMONS/JOHN TANN Ilustrasi gulma bandotan atau babandotan.

Ekstrak daun babadotan mengandung bahan aktif saponin, flavanoid, dan polifenol yang dapat mencegah atau menolak hama dan juga dapat menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa.

Bahan aktif yang terkandung pada babadotan mampu mengganggu peletakan telur dan menghambat penetasan telur serangga, serta mampu menghambat reproduksi serangga betina.

Kandungan bahan aktifnya terutama saponin dapat menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa.

Berikut cara membuat pestisida nabati dan pupuk alami dari gulma bandotan.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Nabati dari Tembakau dengan Mudah

Cara membuat pestisida nabati dari gulma bandotan

Untuk membuat pestisida nabati dengan konsentrasi 15 persen, yaitu dengan metimbang daun atau gulma bandotan sebanyak 15 kg. Selanjutnya, cincang daun, dan masukkan ke dalam wadah plastik.

Ilustrasi gulma bandotan atau babandotan.WIKIMEDIA COMMONS/RANJITHSIJI Ilustrasi gulma bandotan atau babandotan.

di cincang, kemudian masukan ke dalam wadah yang berasal dari plastik tambahkan air 85 liter, ditutup dan diperam selama 24 jam. Setelah diperam, saring dulu sebelum dimasukkan ke tangki semprot.

Pada setiap tangki semprot isian 14 liter ditambahkan deterjen sebanyak 10 gram, lalu dikocok rata.

Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi dan sore hari. Yang terbaik dilakukan penyemprotan pada sore hari.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida dari Pacar Cina dan Cara Aplikasinya

Hama sasaran adalah hama serangga secara umum.

Cara membuat pupuk organik cair dari gulma babandotan

Daun bandotan atau babandotan adalah daun yang kaya unsur N (Nitrogen), yang biasa terkandung dalam pupuk urea. Namun, perlu diketahui, gulma bandotan juga kaya kandungan nitrogen, yang sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.

Berikut cara membuat pupuk organik cair dari gulma babandotan.

Pertama, cincang atau potong gulma babandotan hingga menjadi kecil-kecil. Kemudian, masukkan cincangan daun ke botol hingga mencapai setengah isinya.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Nabati dari Akar Kamboja

Tambahkan air dan berikan ruang kosong untuk udara. Tambahkan 3 sendok makan MOL dan 3 sendok gula putih, lalu kocok sampai merata dan tercampur.

Pupuk bisa digunakan jika sudah beraroma tape. Pupuk organik cair ini sudah jadi dalam waktu tujuh hari hingga tiga minggu.

Semakin lama proses fermentasi, akan bertambah banyak pula kandungan nitrogen yang dihasilkan. Setiap pagi, bukalah tutup supaya gas dapat kelur dan kocok botol sebentar dengan menggoyangkannya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com