JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung muda atau baby corn atau jagung putren adalah varietas jagung yang populer dan digunakan dalam berbagai hidangan. Jagung muda atau jagung baby corn biasanya dipakai sebagai campuran untuk masakan capcay, tumis, sup, dan beberapa jenis masakan lainnya.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (27/4/2023), bentuk jagung baby corn seperti jagung.
Pasalnya, jagung ini memang sebenarnya merupakan tanaman jagung yang dipanen saat masih belum mengeluarkan biji, berukuran kecil dan lebih tepat disebut tongkol jagung muda.
Baca juga: 3 Jenis Benih Jagung yang Biasa Ditanam Petani
Pada dasarnya baby corn memang merupakan tanaman jagung yang dipanen saat masih belum mengeluarkan biji.
Akan tetapi, tidak semua varietas jagung dapat menghasilkan baby corn dengan kualitas yang baik, itu pun juga disertai dengan lahan tanam yang sesuai dan sistem budidaya yang tepat.
Varietas jagung yang bisa diambil sebagai jagung baby corn antara lain sebagai berikut.
Jagung ini memiliki daya adaptasi cukup luas sehingga dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Umur panen antara 70 sampai 85 hari setelah tanam (HST).
Baca juga: Tips Menanam Jagung Hibrida agar Bertongkol Besar
Ini adalah jagung manis bertongkol besar (450 sampai 445 gram) dengan bentuk silindris. Potensi hasil 12 sampai 16 ton per hektar.
Agar dapat tumbuh dengan baik, jagung baby corn harus ditanam di daerah yang memiliki ketinggian nol sampai 1.300 meter dari atas permukaan laut atau di daerah yang beriklim 23 sampai 27 derajat celcius dengan pH 5,5 sampai 7,0.
Pertumbuhan baby corn akan menjadi lebih sempurna jika ditanam pada tanah yang gembur dan kaya humus dengan tingkat kemiringan hingga 8 persen.
Tidak berbeda halnya dengan budidaya jagung pada umumnya, baby corn juga dapat ditanam secara rotasi dengan padi serta dilakukan secara tumpang sari.
Baca juga: Simak, Ciri-ciri Jagung Terkena Hama Penggerek Tongkol
Untuk pembudidayaannya, sebelum baby corn ditanam, lahan harus terlebih dahulu diberi pupuk kandang sekitar 500 kg per hektar atau sebanyak 250 gram untuk setiap lubang tanam yang jaraknya 75 x 25 cm.
Seminggu setelah pemberian pupuk dan pembuatan lubang tanam yang dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 cm, biji jagung dapat dimasukkan ke dalam lubang sebanyak 2 biji untuk setiap lubang.
Guna mengantisipasi serangan ulat tanah, masukkan 1 sampai 2 gram Furadan per lubang tanam.
Untuk pupuk sintetis yang digunakan, bisa dipakai urea sebanyak 100 kg per hektar dan pupuk NPK 200 kg per hektar pada setiap hektar lahan dengan waktu tanam sebanyak dua kali selama masa periode tanam, yakni disaat tanaman berumur 15 HST dan pada umur 35 HST.
Baca juga: Simak, 5 Tips Merawat Tanaman Jagung Saat Musim Hujan
Saat tanaman jagung berumur 70 hari, lakukan pembuangan bunga jantan untuk mencegah terjadinya pembuahan, sehingga buah yang muncul tidak menghasilkan bulir-bulir jagung.
Lakukan pula penyiangan seminggu sekali serta pangkas daun yang menutupi buah dari sinar matahari.
Jagung baby corn siap dipanen disaat buah jagung sudah mengeluarkan rambut pada bagian tongkol, tepatnya dua hari setelah keluar rambut. Agar tidak terlambat panen, lakukan pengontrolan dengan cara merobek kulit buah atau kelobot guna melihat tongkol baby corn yang berwarna kuning muda.
Pasalnya, jika sampai telat panen, kualitasnya akan menurun dan tidak disukai konsumen karena tongkol akan membesar dan mengeras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.