Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Masa Depan Industri Tembakau Indonesia

Kompas.com, 19 Juni 2025, 10:59 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TEMBAKAU telah lama menjadi bagian penting dari sejarah pertanian dan budaya nasional. Sebagai komoditas padat karya, tercatat sekitar 2,3 juta keluarga petani menggantungkan hidup pada komoditas ini, dengan lahan garapan seluas kurang lebih 200.000 hektar.

Pada 2023, produksi daun tembakau nasional mencapai sekitar 238.800 ton (BPS, 2024), menjadikan Indonesia salah satu penghasil utama dunia dengan kontribusi sekitar 4,2 persen terhadap total produksi global.

Sebagian besar, yakni hampir 99,6 persen dari produksi tersebut, berasal dari perkebunan rakyat yang tersebar di berbagai daerah.

Peran tembakau dalam menopang perekonomian pedesaan sangat signifikan, baik dalam hal penyerapan tenaga kerja maupun dalam menjaga sirkulasi ekonomi lokal.

Oleh karena itu, tembakau bukan hanya sekadar komoditas ekonomi, tetapi juga simbol mata pencaharian dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun di banyak daerah.

Kontribusi industri tembakau

Dari sisi ekonomi, tembakau memberi sumbangsih signifikan. Penerimaan negara dari Cukai Hasil Tembakau (CHT) pada 2023 mencapai sekitar Rp 213,48 triliun dan pada 2024 diproyeksikan naik lagi.

Di sisi lain, nilai ekspor daun tembakau (tidak termasuk rokok olahan) tercatat sekitar Rp 3,28 triliun pada 2023.

Baca juga: Penyebab PT Gudang Garam Tbk Setop Beli Tembakau Temanggung

Menurut data Kementerian Perindustrian, sektor ini menyumbang 4,22 persen terhadap Produk Domestik Bruto nasional, angka yang mencerminkan besarnya peran industri tembakau dalam dinamika ekonomi.

Selain penerimaan negara, industri tembakau juga padat karya; rantai pasoknya melibatkan jutaan pekerja dari hulu ke hilir.

Dengan kontribusi melalui cukai, pajak, dan ekspor, tembakau menjadi pilar ekonomi yang tidak boleh diabaikan, terutama di daerah-daerah penghasil seperti Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah.

Meskipun demikian, dominasi produksi oleh petani kecil yang menanam tembakau arang, tembakau sintren, atau tembakau keriting, menuntut perhatian khusus.

Perokok lokal pun melekat kuat dalam budaya Indonesia, misalnya, tembakau Deli, tembakau Temanggung, dan tembakau Madura kerap dijadikan unggulan untuk cerutu dan kretek premium.

Dengan kekayaan varietas lokal, Indonesia tetap salah satu produsen tradisional terbesar dunia. Namun, warisan ini harus dijaga dengan inovasi agar tidak kehilangan relevansi di era modern.

Berbagai tantangan

Kini industri tembakau menghadapi tantangan serius yang kompleks. Perubahan iklim global menciptakan cuaca ekstrem, mengganggu pola tanam tradisional dan menurunkan produktivitas.

Fluktuasi harga komoditas dunia membuat petani rentan terhadap ketidakpastian pendapatan. Sementara itu, regulasi kesehatan yang semakin ketat, baik di dalam negeri maupun internasional, memengaruhi permintaan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Asa Pohon Mete di Tanah Gersang
Asa Pohon Mete di Tanah Gersang
Varietas Tanaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Varietas Tanaman
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau