Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Masa Depan Industri Tembakau Indonesia

Kompas.com - 19/06/2025, 10:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Misalnya, tekanan dari Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dan kampanye antirokok yang masif telah membatasi pasar dan menurunkan minat merokok di banyak negara.

Baca juga: WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia

Ketentuan kesehatan baru, seperti larangan tambahan bahan adiktif dan potensi plain packaging, juga mengancam kelangsungan kreasi lokal yang selama ini berakar kuat.

Di era digital, muncul pula substitusi berupa produk vape dan e-cigarette. Peralihan konsumsi generasi muda ke rokok elektrik menimbulkan implikasi ganda: meredam permintaan tembakau konvensional dan mengikis basis cukai negara.

Tren ini juga menimbulkan risiko baru, karena regulasi terhadap vape di Indonesia belum sejelas rokok tradisional.

Padahal, selain menimbulkan persoalan kesehatan baru, peredaran produk ilegal (tanpa cukai) juga mengikis lahan pasar tembakau legal.

Di tingkat produksi, efisiensi budidaya tembakau kita relatif rendah. Produktivitas rata-rata nasional sekitar 1.124 kg per hektar (bandingkan dengan 3.189 kg/ha di Italia), menunjukkan masih banyak ruang peningkatan.

Proses pascapanen yang masih manual dan teknik pengolahan tradisional menyebabkan kualitas daun sering kali menurun. Keterbatasan infrastruktur pengeringan dan penyimpanan juga mengakibatkan kerugian mutu.

Hilirisasi dan inovasi nilai tambah

Untuk menyongsong masa depan, industri tembakau Indonesia perlu melakukan hilirisasi dan diversifikasi produk. Pengembangan pabrik pengolahan hulu-hilir tembakau harus diperkuat, sehingga nilai tambah tidak hanya berhenti di daun kering.

Salah satu peluang besar adalah menambah jenis produk non-rokok. Misalnya, penelitian dan pengembangan tembakau untuk keperluan farmasi dan kesehatan (seperti ekstraksi nikotin untuk terapi, atau protein antitumor dari senyawa tembakau) sedang digarap.

Secara serupa, industri pestisida nabati dari tembakau memiliki potensi menjanjikan. Kelompok tani di Indonesia seperti Tani Punik Mitra berhasil memanfaatkan limbah batang tembakau menjadi bio-oil insektisida berbasis nikotin.

Baca juga: Industri Tembakau Tertekan, Serikat Pekerja Desak Revisi Aturan

Larutan nikotin alami ini ampuh mengendalikan hama tanaman dan merupakan contoh konkret bagaimana produk tembakau bisa diolah kembali menjadi panganan baru ekonomi.

Diversifikasi ke produk lain juga mencakup pemanfaatan gliserol tembakau untuk esens rokok elektrik berizin atau pembuatan pupuk organik.

Pemerintah dan peneliti sudah menyoroti peluang tembakau sebagai bahan baku organik dalam pupuk atau pakan ternak setelah fermentasi, sehingga sebagian limbah petani bisa dimaksimalkan.

Inovasi seperti penggunaan vermikompos (pupuk fermentasi cacing) telah terbukti meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga kesuburan lahan.

Dengan metode ini, petani dapat mereduksi biaya pupuk kimia dan memelihara ekosistem lahan tembakau.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau