Selain itu, pengembangan varietas unggul menjadi kunci menaikkan daya saing. Hasil riset pertanian secara konsisten menghasilkan bibit tembakau baru yang tahan penyakit dan produktivitas tinggi.
Contoh di lapangan adalah varietas Kemloko 2 dan 3 di Temanggung – hasil persilangan Sindoro 1 dan Cooker 51 – yang secara empiris menunjukkan produktivitas hingga 0,65–0,7 ton/ha dalam kondisi lahan kering.
Varietas lanjutan seperti Prancak T1 dan T2 juga tengah diuji dengan hasil awal positif, yaitu tanaman lebih tahan cuaca kering dan serangan penyakit.
Menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang membutuhkan kerjasama erat antarpemangku kepentingan.
Pemerintah, petani, dan industri rokok harus membangun kemitraan berkelanjutan yang saling menguntungkan.
Pemerintah diharapkan memperkuat kebijakan yang mendukung peningkatan nilai tambah tembakau: misalnya, memberikan insentif hilirisasi, mempercepat proses registrasi varietas unggul, serta mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dan pupuk organik.
Penerapan kebijakan cukai yang berkeadilan juga penting agar industri legal tembakau tetap kompetitif dan petani memperoleh harga wajar.
Di sisi lain, pelaku industri perlu berinvestasi pada fasilitas pengolahan hulu–hilir dan program pendampingan teknis untuk petani.
Asosiasi petani dan industri juga bisa berperan sebagai advokat bersama, mengkomunikasikan pentingnya tembakau bagi ekonomi bangsa.
Sebagaimana disarankan para ahli, perlu roadmap industri tembakau 2026–2029 yang inklusif, yang mengharmonisasi aspek kesehatan, lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi agar kebijakan berikutnya tidak keliru sasaran.
Kedepan, masa depan tembakau Indonesia harus diarahkan untuk terus menjadi pilar ekonomi sekaligus warisan budaya, namun dengan tata kelola yang lebih bijak dan inovatif.
Industri tembakau tidak hanya menjadi sumber pendapatan negara, tetapi juga identitas budaya dan pemantik lapangan kerja di daerah.
Oleh karena itu, kita perlu melihat tembakau bukan sekadar tanaman masa lalu, melainkan aset masa depan melalui kolaborasi, inovasi, dan nilai tambah tinggi dan berdaya saing global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.