JAKARTA, KOMPAS.com - Brotowali (Tinospora cordifolia) adalah tanaman obat tradisional Indonesia yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan. Brotowali banyak dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit.
Manfaat brotowali untuk kesehatan antara lain rebusan batangnya yang terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah, menurunkan panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (12/1/2023), tanaman brotowali menyukai tempat panas, berupa perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5 meter. Batangnya sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat yang rasanya pahit, seperti sambiloto.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida Organik Ramah Lingkungan untuk Tanaman Padi
Daun brotowali berbentuk tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak bundar seperti telur dengan ujung lancip, panjang 7 sampai 12 cm, lebar 5 sampai 10 cm. Brotowali memiliki bunga kecil, berwarna hijau muda.
Selain itu, brotowali juga dapat diperbanyak dengan stek.
Tanaman brotowali kaya kandungan kimia antara lain alkaloid (berberina dan kolumbina yang terkandung di akar dan batang, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, hars, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).
Manfaat brotowali untuk tanaman adalah dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Bagian tanaman brotowali yang digunakan untuk pestisida nabati adalah batangnya.
Baca juga: 14 Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati, Apa Saja?
Berikut cara membuat pestisida nabati dari brotowali.