JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah yang subur dan penuh nutrisi sangat penting untuk budidaya tanaman. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah adalah kapur dolomit.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Sabtu (27/8/2022), kapur dolomit mengandung kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Kegunaan utama kapur dolomit adalah untuk meningkatkan pH tanah serta menetralkan kadar keasamannya.
Tingkat keasaman tanah perlu disesuaikan dengan habitat alami tanaman yang akan dipelihara agar mampu beradaptasi dengan baik.
Baca juga: Manfaat Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman
Kapur dolomit dihasilkan dari pabrik pupuk ZA yang menggunakan bahan baku berupa Phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida (CO2). Oleh karena itu, kapur dolomit juga mengandung unsur hara makro dan mikro.
Umumnya kapur dolomit berbentuk halus seperti tepung yang bersifat homogen dan berwarna putih kecokelatan dengan kadar kelarutan 0,15 mg per liter serta kerapatan jenisnya mencapai 0,762 ton per meter kubik.
Beberapa manfaat kapur dolomit antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Tips Aplikasi Pupuk NPK Pelangi yang Benar
Agar hasilnya optimal, kapur dolomit yang akan diaplikasikan ke lahan harus dipilih berdasarkan faktor-faktor tertentu. Di antaranya sifat kimia, harga, kecepatan reaksi, serta kehalusan bahan.
Ada beberapa cara menggunakan kapur dolomit ke lahan, antara lain sebagai berikut.
Untuk memperbaiki kondisi tanah, kapur dolomit bisa disebarkan dengan cara menaburkannya ke area lahan. Kapur dolomit harus benar-benar disebarkan ke seluruh bagian lahan secara merata.
Baca juga: Pupuk Kaltim Bantu Petani Kembangkan Usaha Pertanian lewat Program Ini
Proses ini biasanya dikerjakan pada saat tahap pengolahan lahan dan sebelum proses penanaman bibi tumbuhan. Lahan yang sudah diberi kapur ini selanjutnya didiamkan selama dua sampai tiga minggu agar kondisinya normal kembali.
Taburkan kapur dolomit secara merata setelah pengolahan tanah pada tahap pertama. Kapur ini harus dicampurkan ke tanah melalui mekanisme pengolahan tanah tahap kedua.
Waktu pemberian kapur sebaiknya dilakukan paling cepat dua minggu sebelum waktu penanaman bibit dimulai, yaitu pada awal musim penghujan sehingga reaksinya dapat berjalan dengan baik.
Dalam sekali pemberian kapur dolomit cukup untuk jangka waktu selama 5 tahun mendatang. Jadi sebaiknya gunakanlah dua sampai tiga kali takaran yang dibutuhkan.
Baca juga: Efek Samping Pupuk Urea yang Terlalu Banyak untuk Tanaman, Apa Saja?
Dengan demikian, pada pemberian kapur berikutnya yakni tahun keenam takaran kapur yang dipakai adalah seperempat dari takaran semula.
Kapur dolomit juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dasar pada proses pembudidayaan tanaman perkebunan. Caranya adalah ditaburkan dengan dosis secukupnya ke dalam lubang tanam.
Setelah itu, tutupi lapisan kapur tersebut menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang. Biarkan lubang tanam dalam waktu dua sampai tiga minggu sebelum boleh digunakan. Berikutnya Anda bisa menanamkan bibit ke dalam lubang tersebut.
Kapur dolomit pun dapat disebarkan bersama dengan pupuk ZA dengan mencampurkannya terlebih dahulu. Campuran ini selanjutnya berguna untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman berupa Magnesium dan Sulfat nitrogen tanpa menurunkan kadar keasaman tanah.
Baca juga: Efek Samping Pupuk Urea yang Terlalu Banyak untuk Tanaman, Apa Saja?
Adapun metode penerapannya yaitu campuran kapur dolomit dan pupuk ZA disebarkan secara merata dalam larikan yang sejajar di dalam barisan tanaman, di sekeliling tanaman, atau dimasukkan ke dalam lubang khusus yang dibuat di sisi kanan dan kiri tanaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.