JAKARTA, KOMPAS.com - Jengkol adalah salah satu tanaman yang masuk ke dalam suku polong-polongan. Buah jengkol berupa polong dan bentuknya gepeng, berbelit berbentuk spiral, serta berwarna lembayung tua.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (20/10/2022), biji buah jengkol berkulit ari tipis dengan warna coklat mengkilap.
Jengkol pun dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urine setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama jika dikonsumsi segar sebagai lalap.
Baca juga: Catat, Ini Jenis Insektisida untuk Membasmi Serangga
Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tidak hanya itu, jengkol juga dapat dijadikan sebagai kompos maupun insektisida nabati.
Jengkol biasanya ditanam secara polikultur di kebun atau pekarangan rumah. Adapun limbah kulit jengkol belum dimanfaatkan secara optimal.
Penggunaan insektisida nabati yang ramah lingkungan merupakan salah satu program yang perlu dikembangkan untuk pertanian berkelanjutan.
Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan insektisida organik adalah limbah kulit jengkol. Pembuatan insektisida dari kulit jengkol ditambahkan dengan bahan-bahan lainnya, seperti limbah cabai busuk dan urine hewan ternak.
Baca juga: Kenali, Gejala Serangan Hama Penggerek Daun
Kulit jengkol mengandung terpenoid, saponin, asam fenolat, serta alkaloid yang ampuh untuk melindungi tanaman dari serangan hama, terutama untuk mengusir semut, ulat, serangga kecil serta belalang.
Berikut cara membuat insektisida dari kulit jengkol.