Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Pohon Mangga Cepat Berbunga Pakai ZPT

Kompas.com - 29 Desember 2022, 10:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mangga adalah salah satu buah tropis yang banyak diminati masyarakat. Pohon mangga yang sudah berumur lebih dari 10 tahun memiliki produksi yang cukup tinggi bila mendapat dukungan yang sesuai seperti perawatan dan cuaca yang baik.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (29/12/2022), bila hasil panen baik, maka petani akan mendapat keuntungan yang lumayan dengan pemasaran yang cukup mudah.

Namun, sering kali harga buah mangga akan anjlok saat panen tiba yaitu sekitar bulan Agustus sampai Desember setiap tahunnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Mencangkok Tanaman Mangga? Ini Penjelasannya

Ilustrasi bunga pohon manggaShutterstock/Eakrin Rasadonyindee Ilustrasi bunga pohon mangga

Salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan penjualan buah mangga adalah dengan melakukan pembuahan mangga di luar musim panen raya, baik itu mempercepat pembungaan ataupun memperlambat panen.

Cara yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan adalah mempercepat proses pembungaan sehingga panen akan mendahului di saat buah mangga masih langka di pasar.

Salah satu cara membuat pohon mangga cepat berbunga adalah memberikan zat perangsang tumbuh (ZPT) pada tanaman mangga setelah proses pemupukan dan pemangkasan cabang selesai dilaksanakan. Pemberian ZPT dapat mempercepat proses terbentuknya bunga pada tanaman.

Adapun pemberian ZPT bisa berupa ZPT alami maupun ZPT kimia yang dijual di toko-toko pertanian.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Buah Mangga Pecah di Pohon

Pemberian ZPT alami bisa menggunakan ekstrak rebung bambu, ekstrak jagung muda, dan ekstrak enceng gondok. Penggunaan ZPT alami diberikan dengan cara dikocor di sekitar 1 meter dari batang pohon mangga.

Pemberian ZPT alami dampaknya agak lambat dan tidak membahayakan bagi tanaman dibandingkan dengan pemberian ZPT kimia.

Ilustrasi pohon mangga, tanaman mangga, buah mangga di pohon. UNSPLASH/JAMETLENE RESKP Ilustrasi pohon mangga, tanaman mangga, buah mangga di pohon.

Adapun pemberian ZPT kimia menggunakan ZPT yang mengandung Paklobutrazol. ZPT Paklobutrazol adalah hormon yang berfungsi untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga dapat merangsang pembungaan.

Tanaman mangga yang akan diberi ZPT kimia harus dalam kondisi sehat, tidak sedang tumbuh tunas (flush) dan sudah berproduksi (tanaman produktif). Ada banyak merek dagang ZPT Paklobutrazol, antara lain Apocet, Cultar, Portar, Butrazol, dan lain sebagainya.

Baca juga: Cara Okulasi Tanaman Mangga

Adapun tahap aplikasi ZPT Paklobutrazol untuk merangsang pembuahan mangga dilakukan dengan dua cara, yakni sebagai berikut.

1. Dikocor di akar

Sediakan 3 liter 4 liter air bersih untuk 1 pohon. Masukkan paklobutrazol 10 sampai 15 cc per liter air.

Buat parit melingkar di sekeliling pohon mangga dengan kedalaman 10 cm, jarak parit 1 sampai 1,5 meter dari pohon. Siramkan atau kocorkan larutan paklobutrazol secara merata ke dalam parit yang sudah dibuat

Setelah itu, tutup kembali parit menggunakan tanah. Cara ini dapat dilakukan apabila ketersediaan air cukup melimpah. 

Baca juga: Cara Budidaya Mangga Harum Manis agar Cepat Berbuah

2. Dikocor di batang

Sediakan air bersih sebanyak 1 botol air air mineral besar (1.500 ml). Masukkan paklobutrazol sebanyak 3 sampai 5 cc per 1 botol.

Buat luka sayatan pada batang pohon mangga sampai terlihat kulit dalamnya. Tuang larutan ZPT Paklobutrazol ke dalam luka sayatan tersebut sebanyak setengah gelas.

Perlakuan ZPT dengan cara ini rentan menyebabkan tanaman lebih cepat tua dan mati, karena sifatnya dilukai dan ZPT langsung masuk ke batang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau