JAKARTA, KOMPAS.com - Pisang adalah salah satu buah populer yang banyak dikonsumsi masyarakat menjadi berbagai olahan makanan yang lezat dan bergizi. Tanaman pisang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Di Indonesia, pisang merupakan tanaman buah-buahan yang paling banyak ditanam petani dan produksinya paling tinggi dibanding dengan produksi komoditas buah yang lain. Menurut jenisnya tanaman pisang terdiri dari berbagai jenis misalnya pisang ambon, raja, susu, mas, kepok, dan lainnya.
Dalam budidaya pisang, penyakit adalah salah satu hal yang perlu diwaspadai. Penyakit dapat membuat pohon pisang rusak hingga mati.
Baca juga: Manfaat Memotong Jantung dan Membungkus Tandan Buah Pisang
Salah satu penyakit tanaman pisang adalah penyakit darah atau layu bakteri. Serangan penyakit ini sudah cukup luas sebarannya, baik di sentra-sentra produksi maupun di tingkat petani.
Jenis pisang yang diserang pun merupakan jeni-jenis yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya pisang kepok, pisang ambon, dan pisang raja.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Sabtu (24/9/2022), penyakit layu bakteri atau penyakit darah disebabkan oleh Ralstonia (Pseudomonas) solanacearump.v.celebensis.
Infeksi bakteri pada tanaman akan menyebabkan jaringan xylem mengalami nekrosis berwarna kecoklatan dan menyebar dari bonggol sampai ketan dan buah atau bunga. Kerusakan xylem menyebabkan tanaman pisang mati.
Baca juga: Cara Menanam Pisang Cavendish untuk Panen yang Maksimal
Gejala serangan layu bakteri adalah daun menguning dan layu, kemudian patah tangkainya, bunga jantan atau jantung pisang mengering, buah mengeras dan bagian dalamnya berwarna coklat kehitaman.
Mulai dari tangkai buah sampai batang bila dipotong terlihat jaringan pembuluh berwarna coklat kehitaman dan bila dibiarkan akan mengeluarkan lendir bakteri berwarna putih dan coklat kehitaman.
Penyakit darah dapat menyebar melalui bibit dari rumpun sakit, kontak akar, alat pertanian dan serangga vektor.
Pengendalian penyakit darah tersebut dapat dilakukan dengan kulturteknis, mekanis, kimiawi, karantina, dan secara biologis.
Baca juga: Cara Membasmi Hama Ulat Penggulung Daun pada Tanaman Pisang
Pengendalian secara biologis bisa dengan modifikasi lingkungan untuk mengaktifkan bakteri antagonis maupun dengan aplikasi agens antagonis. Agens antagonis tersebut misalnya Trichoderma sp.
Mekanisme antagonis adalah akibat adanya persaingan makanan dan tempat tumbuh dan pengrusakan dinding sel patogen dan bersifat antibiosis. Juga dapat menekan pertumbuhan patogen tular tanah yang dapat menyebabkan tanaman sakit.
Penggunaan Trichoderma spp. untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dan aplikasi langsung pada daerah akar atau sekitar tanaman.
Aplikasi dengan cara disemprot dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut.
Baca juga: Cara Memperoleh Bibit Pisang Cavendish
Media yang telah ditumbuhi miselia langsung dapat digunakan dengan cara 1 bungkus (100 gram) ditambah air 1 liter, kemudian diremas-remas lalu disaring. Ulangi tiga kali agar spora dapat lepas.
Larutan yang telah disaring ditambah air sampai volume 14 sampai 15 liter, kemudian masukkan dalam tangki.
Di samping itu perlu ditambah 1 sendok makan deterjen dan 2 sendok makan gula pasir sebagai media penstimulir larutan Trichoderma sp. Aplikasikan pada tanaman yang terserang penyakit yang disebabkan oleh cendawan.
Pada tanaman pisang khusus untuk mengendalikan bakteri tular tanah, cara aplikasinya adalah sebagai berikut.
Baca juga: Cara Menanam Pisang Tanduk agar Buahnya Berkualitas
100 gram atau 500 cc Trichoderma sp. yang telah dicampur pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 50 kg. Jaga kelembapan agar pertumbuhan Trichoderma sp. dapat maksimal.
Campuran tersebut kemudian dimasukkan dalam lubang tanam yang telah disiapkan dan ditutupi dengan plastik transparan. Usahakan sinar matahari dapat masuk ke lubang.
Lubang yang sudah disiapkan dan telah disolarisasi selama tiga minggu kemudian dibuka plastiknya. Sebagian media dikeluarkan atau dibuat lubang agar bibit pisang dapat masuk.
Sebelum bibit pisang ditanam, bonggol tanaman dicelup dengan larutan Trichoderma sp. dengan perbandingan 100 gram Trichoderma sp. dicampur dengan 5 liter air.
Baca juga: Kenapa Pohon Pisang Kerdil? Penyebab dan Cara Mengatasinya
Aplikasi Trichoderma sp. dapat diberikan bersamaan dengan pupuk setiap enam bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.