Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Cabai Saat Musim Hujan agar Tidak Gagal Panen

Kompas.com - 17/10/2022, 19:55 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai merupakan salah satu jenis tanaman yang rentan terhadap musim hujan. Saat musim hujan, tanaman ini rentan terhadap serangan penyakit, salah satu  antraknosa.

Serangan penyakit ini bisa menyebabkan buah cabai busuk dan hasil panen menurun. Untuk itu, perlu melakukan strategi khusus agar tanaman cabai tidak gagal panen saat musim hujan, 

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (17/10/2022), berikut beberapa tips menanam cabai saat musim hujan agar tidak gagal panen.

Baca juga: 7 Penyakit yang Menyerang Tanaman Cabai Saat Musim Hujan, Apa Saja?

1. Buat bedengan yang tinggi

Ilustrasi pemberian kapur dolomit pada tanah. SHUTTERSTOCK/FOTOHELIN Ilustrasi pemberian kapur dolomit pada tanah.

Saat musim hujan, sebaiknya bedengan dibuat lebih tinggi dari biasanya agar tanaman cabai tidak terendam air hujan.

Kondisi tanah yang lembap dan becek membuat penyakit berkembang cepat, terutama penyakit akibat jamur dan bakteri. Persebaran spora jamur patogen lewat percikan air membuat penyakit cepat menular.

2. Pengapuran

Pengapuran juga bisa menjadi salah satu strategi jitu dalam budi daya cabai pada musim hujan. Pasalnya, pH tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

pH yang ideal untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 5,5-6,5. Lakukan pengecekan pH tanah setelah pengolahan dan aplikasikan kapur dolomit apabila pH terlalu rendah.

Baca juga: Cara Menyemai Bibit Cabai Rawit Unggul

3. Kurangi pupuk nitrogen pada pemupukan dasar

Saat musim hujan, kadar nitrogen bebas di udara sangat tinggi. Penambahan pupuk nitrogen sebenarnya baik untuk pertumbuhan daun dan pucuk batang.

Akan tetapi, kadar nitrogen yang terlalu tinggi bisa menyebabkan jamur patogen cepat berkembang. Sebab itu, ketika musim hujan, sebaiknya tidak menggunakan pupuk kaya nitrogen sebagai pupuk dasar.

4. Pemanfaatan jamur antagonis

Jamur antagonis adalah jamur yang dapat mengatasi dan menekan populasi jamur patogen tanaman. Jamur antagonis yang bisa digunakan adalah Trichoderma sp. dan Mikoriza.

Jamur tersebut berperan sebagai fungisida alami sehingga bisa menguntungkan tanaman. 

Baca juga: 10 Cara Mencegah Virus Gemini pada Tanaman Cabai

5. Mengatur jarak tanam

Selanjutnya, cara menanam cabai pada musim hujan adalah mengatur jarak tanam minimal 50 sentimeter. Pengaturan jarak tanam berguna menjaga sirkulasi udara dan cahaya matahari. Jarak tanam yang lebar dapat mencegah penularan penyakit tanaman.

6. Menggunakan mulsa

Ilustrasi tanaman cabai keriting merahPixabay/???????__art Ilustrasi tanaman cabai keriting merah

Penggunaan mulsa juga bisa menjadi salah satu cara tanaman cabai tidak gagal panen saat musim hujan. Mulsa bisa menghalangi air langsung ke bedengan sehingga kondisi tanah di bedengan tetap ideal untuk pertumbuhan tanaman.

Baca juga: 5 Cara Merangsang Pembuahan Cabai, Apa Saja?

7. Menggunakan varietas unggul

Salah satu masalah yang dijumpai saat menanam cabai pada musim hujan adalah serangan penyakit antraknosa. Karena itu, penggunaan varietas unggul yang tahan penyakit ini sangat dianjurkan agar nantinya tanaman cabai bisa tetap tumbuh baik meski kondisi cuaca sedang tidak mendukung.

8. Penyemprotan kalsium dan kalium

Penambahan kalium dan kalsium bisa membuat tanaman lebih sehat. Dengan demikian, produksi tanaman tetap terjaga.

Baca juga: Teknik Penyemprotan Pestisida dan Fungisida untuk Tanaman Cabai

9. Penggunaan fungisida kimia

Jika tanaman cabai sudah terlanjur terserang penyakit antraknose, langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah menyemprotkan fungisida kimia.

Meski demikian, aplikasi fungisida kimia harus tetap disesuaikan dengan tingkat serangan penyakit tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau