JAKARTA, KOMPAS.com - Media tanam menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman. Maka dari itu, pemilihan media tanam harus dilakukan dengan benar.
Secara umum, jenis media tanam terbagi menjadi dua yakni media tanam organik dan anorganik. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas jenis media tanam anorganik yang biasa digunakan untuk menanam tanaman. Mengutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (3/6/2023), simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Syarat dan Cara Membuat Media Tanam untuk Mengisi Polybag
Hidrogel atau gel adalah kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam hidroponik. Penggunaan media tanam ini sangat efisien dan praktis karena tidak perlu mengganti secara rutin, menyiram, maupun memupuk.
Media tanam ini juga memiliki banyak warna sehingga lebih menarik dan bisa disesuaikan dengan selera. Hampir seluruh jenis tanaman dalam ruangan biasanya menggunakan media tanam ini.
Akan tetapi, hidrogel kurang cocok untuk tanaman hias yang akarnya keras seperti tanaman bonsai. Media tanam ini biasa digunakan sebagai pengganti tanah untuk mengangkut tanaman jarak jauh.
Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga. Kelebihan hidrogel yaitu membuat tanaman terlihat lebih cantik karena hidrogel memiliki warna yang beragam.
Baca juga: Cara Membuat Media Tanam Organik untuk Sayuran di Polybag
Selain hidrogel, media tanam anorganik lainnya yaitu pasir. Sejauh ini, pasir banyak digunakan sebagai media semai.
Hal tersebut dikarenakan media tanam ini bersifat cepat kering, sehingga akan mempermudah proses pengangkatan bibit yang hendak dipindah tanam ke media lain. Sementara itu, bobot pasir yang cukup beras dapat mempermudah tegaknya stek batang.
Keunggulan lain dari media tanam pasir yaitu mudah digunakan dan meningkatkan sistem aerasi serta drainase. Akan tetapi, media tanam ini memerlukan pengairan dan pemupukan yang intensif.
Pasalnya, pasir jarang digunakan sebagai media tanam tunggal. Biasanya, pasir dicampurkan dengan media tanam lain seperti kerikil atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Baca juga: 8 Media Tanam Organik yang Mudah Didapatkan
Meskipun cukup efektif untuk menanam, sebaiknya tidak menggunakan pasir pantai atau pasir dari daerah bersalinitas tinggi. Hal tersebut dikarenakan pasir pasar mengandung garam tinggi yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pada dasarnya, penggunaan kerikil sebagai media tanam tidak berbeda jauh dengan media tanam pasir. Hanya saja, kerikil mempunyai pori-pori makro yang lebih banyak dibandingkan pasir.
Kering biasanya digunakan sebagai media tanam hidroponik. Penggunaan media tanam ini akan membantu peredaran unsur hara dan udara.
Media tanam ini tidak akan menekan pertumbuhan akar. Akan tetapi, kerikil mempunyai kemampuan mengikat air yang rendah sehingga mudah basah dan cepat kering saat disiram.
Baca juga: Cara Membuat Sekam Padi Bakar, Bisa Menjadi Media Tanam
Meskipun demikian, saat ini mulai banyak jenis kerikil sintesis yang sifatnya menyerupai batu apung yakni memiliki rongga udara dan bobotnya ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan kerikil biasa yaitu bisa menyerap air dengan baik.
Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga lebih baik sehingga dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara media tanam.
Jenis media tanam anorganik lainnya yaitu pecahan batu bata. Sama halnya dengan media tanam anorganik lainnya, batu bata juga berfungsi untuk melekatkan akar.
Ukuran batu bata yang biasa digunakan sekitar 2 hingga 3 cm. Semakin kecil ukurannya, daya serap air dan unsur haranya semakin baik.
Ukuran batu bata yang kecil juga membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akan berlangsung dengan baik. Sayangnya, media tanam ini miskin hara dan kebersihan serta kesterilan batu bata tidak terjamin.
Maka dari itu, penggunaan media tanam ini perlu dibarengi dengan aplikasi pupuk kandang yang dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Baca juga: 6 Media Tanam Terarium yang Mudah Didapat
Media tanam batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang cocok menggunakan media tanam ini yaitu tanaman anggrek.
Spons merupakan media tanam anorganik yang ringan, sehingga mudah dipindahkan. Walaupun demikian, setelah disiram air media tanam ini menjadi berat dan bisa menegakkan tanaman.
Kelebihan spons yaitu dapat menyerap air dan unsur hara dengan efektif. Akan tetapi, spons termasuk media tanam yang tidak tahan lama dan mudah hancur, maka dari itu perlu rutin diganti.
Media tanam ini sangat cocok untuk tanaman hias bunga potong dan biasanya digunakan hanya sementara waktu.
Baca juga: Bahan Pembuatan Media Tanam, Apa Saja?
Itulah beberapa jenis media tanam anorganik yang sering digunakan. Selain kelima jenis media tanam yang telah disebutkan, masih ada beberapa jenis media tanam lain. Penggunaan media tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.