JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kegiatan pertanian dan budidaya tanaman, pengendalian hama adalah salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Untuk membasmi hama, Anda dapat memanfaatkan tanaman, salah satunya tanaman selasih (Ocimum basilicum).
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (21/7/2023), tanaman selasih banyak tumbuh liar di musim hujan pada lahan tegalan. Tanaman ini dapat menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang khas pada serangga betina sehingga menarik serangga jantan khususnya hama lalat buah dan sayuran dari jenis Bactrocera dorsalis.
Dengan kemampuan minyak atsiri yang berbahan aktif metil eugenol untuk menarik serangga jantan tersebut, maka tanaman ini berpotensi sebagai sebagai pengendali hama lalat buah yang ramah lingkungan.
Baca juga: Cara Mengendalikan Hama Boleng pada Tanaman Ubi Jalar
Ketersediaan minyak selasih sebagai atraktan lalat buah sangat diperlukan karena sampai saat ini atraktan nabati tersebut belum tersedia secara luas di pasaran.
Tanaman selasih mudah didapatkan dan dibudidayakan karena mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan.
Ada beberapa jenis selasih yang berkembang di masyarakat, namun jenis selasih merah dan hijau dengan tipe bunga dompol mempunyai kandungan metil eugenol paling tinggi dibanding jenis yang lain.
Guna memproduksi ekstrak selasih, tanaman yang biasanya tumbuh liar perlu dibudidayakan untuk meningkatkan produksi selasih sehingga diperoleh ekstrak yang lebih banyak.
Baca juga: 7 Hama Tanaman Kacang Hijau dan Cara Tepat Mengatasinya
Lalat buah (Bactocera dorsalis) merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman cabai, tomat, mangga, jeruk, belimbing, jambu, pisang, nangka, dan sebagainya.
Hama ini banyak menimbulkan kerugian baik secara kuantitas maupun kualitas dan pada tanaman mangga harumanis dapat meyebabkan kerusakan sampai 90 persen.
Secara kuantitas, buah-buah muda atau sebelum matang akan rontok sehingga bisa mengurangi jumlah buah yang dipanen. Secara kualitas buah-buahan akan busuk dan banyak belatungnya.
Rata-rata kerugian akibat serangan lalat buah pada mangga mencapai 51 kg per pohon.
Baca juga: 6 Hama Tanaman Kentang yang Merugikan
Selain itu, lalat buah juga merupakan vektor atau pembawa bakteri Escerichia coli dan penyakit darah pisang.
Pengendalian lalat buah yang banyak dilakukan petani adalah menggunakan insektisida kimia yang diaplikasikan pada buah dan sayuran agar telur yang diletakkan serangga lalat buah dewasa tidak mau menetas atau kalau menetas tidak mampu menyerang buah yang menjadi letak bertelurnya serangga.
Namun demikian, upaya membasmi lalat buah dengan insektisida, selain boros dan sulit mengenai sasaran (selalu bergerak), mengakibatkan pencemaran lingkungan dan meninggalkan residu pada buah.
Cara lain untuk melindungi lalat buah pada pohon mangga adalah dengan memberongsong atau membungkus buah mangga sejak kecil.
Baca juga: 7 Hama Tanaman Strawberry yang Merusak Tanaman
Namun, hasil penelitian preferensi konsumen yang familiar dengan buah mangga menunjukkan bahwa rata-rata mereka tidak menyukai buah mangga yang dibungkus (diberongsong).
Sebab, buah mangga yang dibungkus selama pertumbuhannya akan menghasilkan buah dengan kulit pucat yang menimbulkan kesan belum tua.
Cara aman untuk mengurangi serangan lalat buah adalah dengan cara menurunkan populasi hama melalui perangkap dengan bahan pemikat metil eugenol.
Cara ini dianggap efektif, ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu dalam komoditas yang dilindungi.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida dari Kulit Cempedak, Bisa Atasi Hama Padi
Kandungan atraktan nabati metil eugenol pada tanaman selasih cukup tinggi, yakni pada daun berkisar 64,5 persen dan pada bunga dapat mencapai 71 persen.
Hasil kajian penggunaan minyak selasih pada tanaman cabai, memiliki efektifitas yang sebanding dengan Petrogenol (metil eugenol sintetis) 0,5 ml.
Guna memproduksi ekstrak selasih, tanaman ini perlu dibudidayakan sehingga diperoleh ekstrak yang lebih banyak. Proses pembuatan ekstrak selasih mudah dilakukan, yakni dengan cara penyulingan daun dan bunga yang dipanen pada umur tiga sampai empat bulan.
Cara panen dengan dipangkas di atas pangkal tanaman agar dapat tumbuh lagi untuk panen kedua dan ketiga. Hasil panenan (daun dan bunga) dikeringanginkan selama satu hingga dua hari, kemudian disuling untuk menghasilkan minyak selasih.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Hama Babi Hutan, Bisa Pakai Kapur Barus
Setiap 1 kg hasil panen selasih bisa menghasilkan 6 sampai 8,5 ml minyak selasih.
Perangkap untuk menangkap atau memikat lalat buah dapat dirakit secara manual, menggunakan botol plastik bekas kemasan air mineral sebanyak 1.500 ml, yang diberi lubang kecil masing-masing selebar 1 cm pada 4 tempat.
Lubang dibuat pada dua per tiga ketinggian botol, untuk jalan masuk lalat buah ke dalam botol.
Dalam botol plastik dipasangi segumpal kecil kapas yang telah ditetesi 1,5 ml minyak selasih yang diikat dengan benang sepanjang 15 cm kemudian diselipkan pada uliran tutup botol.
Baca juga: Catat, Ini Teknik Pengendalian Hama Tikus pada Tanaman Jagung
Pada dasar botol diberi setengah sendok teh insektisida butiran (karbofuran) yang dibungkus tissu agar lalat buah mati. Pemberian diulang 1,5 bulan sekali.
Selanjutnya botol plastik dipasang pada ketinggian 2 meter. Dalam 1 hektar dapat dipasang 25 titik perangkap dengan jarak masing-masing sekitar 20 meter.
Pemanfaatan selasih sebagai pemikat lalat buah banyak diminati petani buah dan sayur karena tidak memerlukan biaya mahal, mudah dibudidayakan dan mudah diaplikasikan. Petani dapat merakit sendiri secara manual perangkap untuk menangkap atau memikat lalat buah, dengan menggunakan botol plastik bekas kemasan air mineral.
Daya tangkap selasih sama efektifnya dengan metil eugenol sintetis yang ada di pasaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.