JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kendala dalam budidaya ubi jalar yaitu serangan hama tanaman. Gangguan hama tanaman ubi jalar tersebut bisa menurunkan produksi sangat nyata, terutama apabila hama menyerang bagian umbi.
Terdapat beberapa jenis hama yang menyerang tanaman ubi jalar, salah satunya yaitu hama boleng. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (15/7/2023), gejala serangan hama boleh yaitu terdapat lubang kecil bekas gerekan dan tertutup oleh kotoran berwarna hijau serta aroma yang menyengat.
Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar saat fase generatif. Apabila hama terbawa ke gudang, maka hama akan menyerang umbi di gudang yang membuat kualitasnya menurun.
Baca juga: Cara Menanam Ubi Jalar Sistem Monokultur dan Tumpang Sari
Serangan hama ini sangat merugikan, maka dari itu perlu dikendalikan dengan tepat. Berikut ini langkah-langkah pengendalian hama boleng pada tanaman ubi jalar.
Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan penanaman bibit sehat dan tidak terdapat telur hama tersebut, melakukan perendaman bibit dalam pestisida sebelum ditanam, serta melakukan rotasi tanam dengan tanaman yang tidak sefamili.
Selain melakukan upaya pencegahan, cara mengendalikan hama boleng juga bisa dilakukan dengan pengendalian hayati menggunakan musuh alami. Jenis musuh alami hama boleh yaitu kumbang.
Selain itu, agen mikroba seperti jamur entomofaga, bakteri, dan nematoda juga bisa digunakan untuk mengendalikan hama boleng. Kombinasi feromon seks dengan jamur Beauveria bassiana juga efektif untuk mengendalikan hama tersebut.
Baca juga: Cara Menanam Ubi Jalar dalam Karung, Cocok untuk Lahan Sempit
Pengendalian fisik atau mekanis yaitu dengan mencabut atau membuang tanaman yang terinfeksi, menggunakan alat pertanian yang bersih, memasang perangkap, membakar sumber infeksi, dan menggunakan alat penimbul suara yang bisa menolak hama.
Apabila serangan hama sudah melebihi ambang batas ekonomi, maka langkah pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan menyemprotkan insektisida. Pengendalian dilakukan dengan cara merendam bibit stek dalam larutan insektisida sebanyak 0,05 persen b.a/ha selama kurang lebih 20 menit.
Selain itu, lakukan juga menyemprotkan insektisida saat tanaman berumur 50, 78, dan 106 hari dengan takaran 1 hingga 2 kg/ha. Aplikasi insektisida bisa dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya