JAKARTA, KOMPAS.com - Padi adalah tanaman pangan penting di Indonesia. Produksi padi sangat menentukan ketahanan pangan, oleh karena itu penting untuk diperhatikan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (24/8/2022), peningkatan produksi padi sawah sangat bergantung pada perkembangan padi sawah di masa vegetatif tanaman itu sendiri.
Pada masa vegetatif padi sawah, jumlah anakan dan hijau daun pada padi sawah sangat mempengaruhi faktor produksi setiap tahunnya. Bertambahnya jumlah anakan sangat berpengaruh pada zat hijau daun (klorofil) untuk membantu meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman.
Baca juga: Pedoman Budidaya Tanaman Padi yang Benar agar Hasilnya Melimpah
Kadar zat hijau daun (klorofil) dapat meningkat apabila asupan unsur hara makro N (nitrogen) dan K (kalium) tercukupi.
MSG (Monosodium Glutamat) atau yang lebih dikenal sebagai micin mengandung senyawa C, N, O, H, K dan Na.
Senyawa ini merupakan senyawa yang yang dibutuhkan oloh tanaman. Kandungan N dan K dapat memacu pertubuhan batang dan daun, selain itu juga dapat memacu pembentukan protein dan lemak yang dibutuhkan tanaman pada masa vegetatif.
Senyawa ini juga membantu meningkatkan klorofil pada daun tanaman padi. Tanaman yang rutin disiram micin setiap minggunya pada masa vegetatif memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tanaman yang disiram menggunakan pupuk kimia.
Baca juga: 4 Jenis Alat Tanam Padi yang Memudahkan Proses Penanaman
Kadar natrium (Na) pada MSG mampu mencegah terjadinya resistensi air dan mencegah tanaman kekurangan air, terutama saat musim kemarau. Hal ini disebabkan micin mampu mengoptimalkan kerja tanaman dalam penyerapan air.