Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis Pupuk Hijau, Bisa Berbentuk Padat atau Cair

Kompas.com - 16/01/2023, 16:31 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pupuk hijau merupakan pupuk organik dari hijauan baik dalam bentuk dedaunan atau pohon tertentu. Pemberian pupuk hijau akan meningkatkan unsur hara dalam tanah dan menunjang pertumbuhan serta produktivitas tanaman.

Berdasarkan penjelasan di buku Pembuatan, Aplikasi, & Bisnis Pupuk Organik dari Limbah Pertanian, Peternakan, dan Rumah Tangga, pupuk hijau ternyata terbagi atas tiga jenis yakni pupuk hijau alami, pupuk hijau buatan – padat, dan pupuk hijau buatan – cair. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Pupuk hijau alami

Pupuk hijau alami adalah pupuk hijau yang dibuat dari daun tanaman atau pohon tertentu seperti lamtoro. Dedaunan atau tanaman kemudian dibenamkan dalam tanah dan diproses secara alami dengan bantuan cuaca dan jasad renik.

Baca juga: 6 Sumber Pupuk Hijau yang Bisa Menyediakan Unsur Hara

Pembuatan pupuk ini memerlukan waktu sekitar 4 hingga 6 bulan. Setelah itu, pupuk dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan tanaman.

Ilustrasi tanaman air azolla yang bisa menjadi pupuk hijauShutterstock/ANEK SANGKAMANEE Ilustrasi tanaman air azolla yang bisa menjadi pupuk hijau

2. Pupuk hijau buatan padat

Jenis pupuk hijau lainnya yaitu pupuk hijau buatan berbentuk padat. Pupuk ini dibuat dari daun dan diolah oleh manusia. Jenis daun yang digunakan untuk membuat pupuk ini, antara lain; daun lamtoro, daun kacang tanah, dan jenis dedaunan lainnya.

3. Pupuk hijau buatan cair

Selain berbentuk padat, pupuk hijau juga ada yang berbentuk cair. Sama halnya dengan pupuk hijau padat, pupuk hijau cair juga dibuat sengaja oleh manusia.

Baca juga: Simak, 6 Manfaat Menggunakan Pupuk Bokashi untuk Pertanian

Hanya saja, biasanya pupuk hijau cair ini terbuat dari sampah dapur seperti; sayur kol, bayam, dan sayur daun lainnya.

Itulah tiga jenis pupuk hijau yang bermanfaat untuk tanaman. Penggunaan jenis pupuk hijau bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Varietas Tanaman
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Varietas Tanaman
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau