JAKARTA, KOMPAS.com - Purwoceng adalah tanaman herbal tahunan yang habitatnya ada di dataran tinggi. Purwaceng termasuk tanaman obat asli Indonesia yang keberadaannya mulai langka.
Oleh karena itu, eksistensi tanaman ini perlu dilestarikan dengan memperbanyak praktik budidaya purwoceng. Mengutip dari buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.), berikut tahapan budidaya purwoceng.
Tanaman purwoceng bisa diperbanyak menggunakan biji. Dalam satu rumpun tanaman ini akan menghasilkan ratusan biji bernas.
Baca juga: 15 Tanaman Herbal yang Bisa Dijadikan Teh, Bermanfaat untuk Kesehatan
Biji yang disemai sebaiknya sudah berwarna coklat kehitaman. Kemudian, biji tersebut dikeringkan da semai pada petakan berumur 1 x 1 m.
Sebelum digunakan, petakan tersebut perlu digemburkan dan diberi pupuk kandang. Lalu, taburkan biji pada persemaian dan tutup tipis menggunakan pupuk kandang.
Buat naungan dengan dan lakukan penyiraman secara rutin agar biji bisa cepat tumbuh. Setelah biji berkecambah dan sudah memiliki 3 sampai 4 daun, pindahkan bibit ke polybag yang sudah berisi tanah dan pupuk kandang (perbandingan 1:1). Lalu, letakkan bibit ditempat yang ternaungi. Kemudian lakukan perawatan dengan rutin.
Lahan yang akan digunakan untuk menanam purwoceng perlu diolah terlebih dahulu. Kemudian, buat bedengan berukuran 1 sampai 1,5 meter.
Baca juga: Cara Menanam Sambiloto, Tanaman Herbal yang Memiliki Banyak Manfaat
Jarak antar bedengan dibuat parit selebar 30 hingga 40 cm dengan kedalaman 20 sampai 30 cm. Jika dibutuhkan, laha bisa ditutup dengan mulsa plastik.