Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Purwoceng, Tanaman Herbal Asli Indonesia yang Mulai Langka

Kompas.com - 08/07/2023, 14:00 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Purwoceng adalah tanaman herbal tahunan yang habitatnya ada di dataran tinggi. Purwaceng termasuk tanaman obat asli Indonesia yang keberadaannya mulai langka.

Oleh karena itu, eksistensi tanaman ini perlu dilestarikan dengan memperbanyak praktik budidaya purwoceng. Mengutip dari buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.), berikut tahapan budidaya purwoceng.

Persiapan benih

Tanaman purwoceng bisa diperbanyak menggunakan biji. Dalam satu rumpun tanaman ini akan menghasilkan ratusan biji bernas.

Baca juga: 15 Tanaman Herbal yang Bisa Dijadikan Teh, Bermanfaat untuk Kesehatan

Biji yang disemai sebaiknya sudah berwarna coklat kehitaman. Kemudian, biji tersebut dikeringkan da semai pada petakan berumur 1 x 1 m.

Daun tanaman purwocengShutterstock/Yogi Isnanda Putra 71 Daun tanaman purwoceng

Sebelum digunakan, petakan tersebut perlu digemburkan dan diberi pupuk kandang. Lalu, taburkan biji pada persemaian dan tutup tipis menggunakan pupuk kandang.

Buat naungan dengan dan lakukan penyiraman secara rutin agar biji bisa cepat tumbuh. Setelah biji berkecambah dan sudah memiliki 3 sampai 4 daun, pindahkan bibit ke polybag yang sudah berisi tanah dan pupuk kandang (perbandingan 1:1). Lalu, letakkan bibit ditempat yang ternaungi. Kemudian lakukan perawatan dengan rutin.

Pengolahan lahan

Lahan yang akan digunakan untuk menanam purwoceng perlu diolah terlebih dahulu. Kemudian, buat bedengan berukuran 1 sampai 1,5 meter.

Baca juga: Cara Menanam Sambiloto, Tanaman Herbal yang Memiliki Banyak Manfaat

Jarak antar bedengan dibuat parit selebar 30 hingga 40 cm dengan kedalaman 20 sampai 30 cm. Jika dibutuhkan, laha bisa ditutup dengan mulsa plastik.

 

Sementara itu, di atas lahan perlu dipasang paranet dengan tingkat naungan kurang lebih 45 hingga 55 persen.

Penanaman

Kegiatan penanaman purwoceng dilakukan di awal musim hujan. Kemudian, buat lubang tanam dan berikan pupuk kandang sebanyak 0,25 hingga 0,5 kg per lubang tanam.

Setiap lubang tanam ditanami 1 bibit purwoceng. Laltu, tutup dengan media tanam sembari dipadatkan agar bibit tumbuh tegak.

Perawatan tanaman

Tahapan budidaya purwoceng berikutnya yaitu perawatan tanaman. Setelah tanaman berumur 1 hingga 2 minggu, cek kondisi tanaman.

Baca juga: Cara Menanam Ginseng, Tanaman Herbal yang Kaya Manfaat

Olahan purwaceng keringShutterstock/Vectordidak Olahan purwaceng kering

Jika ada yang mati atau pertumbuhannya kurang baik, maka sangat dianjurkan untuk mengganti tanaman tersebut dengan bibit yang baru.

Lakukan juga penyiangan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman purwoceng. Cek juga kondisi parit, jika dibutuhkan parit sebaiknya diperdalam agar air tidak menggenangi tanaman.

Berikan juga pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan tanaman.

Apabila ditemukan serangan hama maupun penyakit, sebaiknya segera lakukan pengendalian agar tidak merusak tanaman.

Pemanenan

Panen tanaman purwoceng sebaiknya dilakukan saat musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan saat musim kemarau, metabolit sekunder dalam tanaman ini lebih tinggi dibandingkan saat musim hujan. Dengan demikian, khasiatnya semakin besar.

Baca juga: Mengenal Tanaman Daun Dewa, Tanaman Herbal yang Kaya Manfaat

Cara panen purwoceng yaitu dengan mencabut tanaman sampai ke akarnya. Lakukan pemanenan dengan hati-hati agar semua bagian tanaman ini bisa terangkat ke permukaan tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com