JAKARTA, KOMPAS.com - Budidaya jamur tiram kini banyak digemari karena mendatangkan keuntungan yang cukup menarik. Jika Anda tertarik melakukannya, Anda bisa melakukan budidaya jamur tiram tanpa biaya besar dan lahan luas.
Anda bisa menjalankan budidaya jamur tiram di lahan 4 x 12 meter. Budidaya jamur tiram putih (Flourotus floridae) dapat dilakukan dengan membuat kumbung dari bahan-bahan bangunan bekas.
Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Minggu (26/11/2023), bahan-bahan bangunan bekas dapat dimanfaatkan untuk membuat kumbung atau rumah jamur.
Baca juga: Cara Budidaya Jamur Tiram Pakai Ampas Kopi, Bisa di Rumah
Genteng bekas dapat digunakan untuk atap dan balok-balok bekas untuk kerangka atau kap bangunan kumbung.
Adapun plafon bekas bisa dimanfaatkan untuk dinding kumbung jamur, sementara balok kecil bisa digunakan untuk pembuatan rak tempat baglog jamur. Anda hanya perlu membeli beton untuk tiang penyangga, paku, dan baglog yang siap simpan.
Berikut cara budidaya jamur tiram dengan bahan-bahan bangunan bekas.
Pertama, kumpulkan dahulu bahan-bahan bangunan bekas yang telah disebutkan di atas. Untuk balok kayu, jangan gunakan yang sudah lapuk, sedangkan untuk dinding sangat baik jika menggunakan plafon bekas dari kasa bambu.
Baca juga: Kendala dalam Budidaya Jamur Tiram dan Cara Mengatasinya
Bersihkan dulu genteng bekas dari lumut-lumut yang menempel dengan sikat kawat, sedangkan untuk tiang penyangga usahakan dari balok beton tentunya dengan membeli.
Usahakan lokasi kumbung jamur berada di bawah naungan pohon dan tidak dekat dengan bengkel motor. Arah bangunan usahakan memanjang dari timur dan barat untuk memudahkan sirkulasi udara, mudah ditengok sewaktu-waktu, dan mudah untuk menyiram.
Tiang bangunan usahakan minimal dibuat setinggi 4,5 meter. Buat ventilasi pada dinding sebelah utara dan selatan dengan ukuran 60 x 50 cm, buat sedemikian rupa agar bisa dibuka dan ditutup.
Lantai kumbung cukup dari tatah dan sangat baik bila dicampur dengan pasir dengan perbandingan 4 : 1 (tanah : pasir). Tujuannya untuk menjaga kelembapan ruangan agar pertumbuhan miselium dapat berkembang baik menjadi bakal tubuh buah.
Baca juga: Hama dan Penyakit Jamur Tiram, serta Cara Mengendalikannya
Adapun pembuatan rak untuk tempat baglog jamur disesuaikan dengan cara menempatkan baglog.
Jika penempatannya horizontal (lubang baglog ke samping), lebar rak dibuat 50 cm dan tinggi masing-masing ruang 25 cm. Dengan demikian, baglog dapat ditumpuk dua secara horizontal untuk tiap ruang rak.
Dengan rak semacam ini, baglog jamur dapat ditempatkan secara tail the tail (bertolak belakang) dan sangat efisien dengan tempat. Jarak antar rak satu dengan lainnya cukup 70 cm untuk ruang jalan 1 orang.
Bangunan kumbung dengan ukuran 12 x 4 meter serta model pembuatan rak seperti ini akan dapat menampung baglog sebanyak kurang lebih 4.000.
Baca juga: Panen dan Pasca-panen Jamur Merang agar Kualitasnya Terjaga
Setelah kumbung selesai dibangun, selanjutnya adalah penyemprotan ruangan kumbung dengan disinfektan agar mikroorganisme atau cendawan lain dalam ruangan kumbung steril.
Setelah satu hari penyemprotan, baglog jamur siap simpan boleh dimasukkan ke dalam ruangan kumbung.
Pertumbuhan miselium jamur akan sangat dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Untuk itu perlu diketahui kondisi yang cocok untuk pertumbuhan jamur tiram, yakni sebagai berikut.
Miselium tiram putih akan tumbuh baik pada kisaran suhu 23 sampai 28 derajat celcius, sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah (yang bentuknya seperti cangkang tiram) membutuhkan suhu 13 sampai 15 derajat celcius.
Baca juga: Cara Merawat Jamur Tiram di Musim Kemarau
Untuk maksud tersebut, maka membuka dan menutup ventilasi sangat tergantung pada kondisi pertumbuhan jamur.
Jamur tiram putih membutuhkan kelembapan antara 60 sampai 90 persen.
Jamur tiram membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhannya. Sirkulasi udara dalam kumbung akan memengaruhi dan menjamin pasokan oksigen.
Jika kurang oksigen, miselium yang bertumbuh menjadi batang tubuh buah akan mudah layu dan mati. Untuk itu perlu dibuat ventilasi udara.
Baca juga: Mengenal Beauveria bassiana, Jamur yang Bisa Kendalikan Wereng
Miselium jamur akan tumbuh dengan baik pada media yang memiliki pH agak masam, yaitu 5 sampai 6,5. pH media diperlukan untuk metabolisme seperti untuk memproduksi asam organik, jika terlalu asam pertumbuhan akan terganggu dan jika terlalu basa akan mati.
Jika Anda adalah pemula dan belum terampil membuat atau menyemai spora jamur dalam baglog, maka Anda bisa membeli baglog yang sudah siap simpan atau siap pelihara. Untuk kumbung ukuran 12 x 4 meter bisa disiapkan sekitar 4.000 baglog.
Simpan baglog dengan teratur pada rak yang disudah disiapkan dan pastikan sudah disemprot dengan disinfektan.
Pelepasan kapas penutup baglog dilakukan apabila miselium sudah tumbuh merata pada media atau baglog, yang ditandai dengan warna putih serta tidak kelihatan serbuk gergaji kayu.
Baca juga: Cara Memperbanyak Jamur Trichoderma sp. dengan Mudah
Ini biasanya dilakukan empat sampai lima minggu sejak menyemaian baglog, namun sesuai dengan kondisi lingkungan daerah masing-masing.
Penorehan plastik baglog tahap pertama bisa dilakukan bersamaan saat pelepasan kapas penutup baglog. Torehlah pada bagian depan baglog sebanyak 4 lubang memanjang dengan menggunakan silet atau pisau yang sudah disterilkan dengan alkohol.
Batang tubuh buah jamur akan tumbuh pada lubang torehan. Penorehan berikutnya pada bagian tengah baglog pada umur delapan minggu dan penorehan ketiga pada umur 12 minggu.
Penorehan pada tahap ketiga ini bisa ditoreh sebanyak-banyaknya, namun jangan sampai fisik baglog rusak.
Baca juga: Simak, Ragam Manfaat Jamur Kuping untuk Kesehatan
Ventilasi kumbung jamur ditutup apabila angin cukup kencang atau cuaca sangat panas. Pada kondisi seperti ini, penyiraman air bersih dengan cara penyemprotan sangat perlu dilakukan.
Usahakan penyemprotan memakai tangki bebas pestisida dengan posisi nosel berkabut.
Hama yang menyerang jamur tiram antara lain ulat, rayap dan lalat muring. Pengasapan di luar kumbung secara rutin dapat mencegah hama tersebut.
Akan tetapi, tidak dianjurkan menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan hama agar kualitas jamur tetap terjaga.
Baca juga: Pahami, Ini Ciri-ciri Jamur Tiram Siap Panen
Panen jamur tiram dilakukan pada umur dua sampai tiga hari sejak munculnya bakal tubuh buah dengan cara mencabut batang seluruhnya.
Usahakan agar tidak ada pangkal batang yang tersisa. Sebab, jika hal ini terjadi pangkal batang yang tersisa akan membusuk dan mengundang serangga muring,dan cendawan lain dan mengeluarkan bau busuk.
Waktu panen yang menguntungkan adalah sore hari untuk menjaga kesegaran jamur saat dipasarkan dan mengurangi susut bobot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.