JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman seledri (Apium graveolens) yang termasuk dalam keluarga Umbelliferae, tanaman yang sering dijadikan herba atau tanaman berkhasiat obat.
Daun seledri dikonsumsi sebagai lalapan dan penghias hidangan. Bijinya dijadikan bahan penyedap dan ekstrak minyak seledri dimanfaatkan sebagai obat.
Dikutip dari laman Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (24/4/2024), budidaya seledri sangat cocok dilakukan di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 sampai 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun, tanaman ini masih toleran ditumbuhkan di dataran rendah.
Baca juga: Cara Menanam Kailan di Polybag, Bisa di Pekarangan Rumah
Tanaman seledri kurang tahan terhadap curah hujan tinggi.
Jenis tanah untuk budidaya seledri adalah tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tanaman ini tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5 sampai 6,5.
Apabila tanah terlalu asam sebaiknya tambahkan kapur dolomit.
Terdapat dua cara menanam seledri, yaitu perbanyakan generatif (dari biji) dan perbanyakan vegetatif (dari anakan). Perbanyakan generatif biasanya diterapkan untuk budidaya seledri skala luas atau komersial.