JAKARTA, KOMPAS.com - Sawi merupakan salah satu tanaman sayur yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Cara menanam sawi bisa dilakukan menggunakan sistem hidroponik maupun secara konvensional di lahan.
Penanaman secara konvensional masih banyak dipilih petani karena tidak perlu menggunakan teknologi yang mahal.
Dikutip dari penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian Indonesia, Senin (29/8/2022), berikut langkah budi daya sawi dari pemilihan benih hingga panen.
Baca juga: Cara Menanam Sawi secara Hidroponik Pakai Kotak Styforoam
Benih sawi yang digunakan yaitu benih berkualitas dengan tingkat perkecambahan tinggi. Benih yang berkualitas akan menghasilkan tanaman yang berkualitas pula. Maka dari itu, selektiflah dalam memilih benih sawi.
Perlu dipahami bahwa, tanaman sawi tidak menyukai lahan yang penuh genangan. Maka dari itu, perlu pengolahan lahan untuk menyiapkan lahan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Lahan harus digemburkan agar struktur dan tekstur tanah sesuai dengan syarat tumbuh sawi. Selain itu, berikan juga pupuk dasar untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Baca juga: Cara Menanam Sawi Pagoda, Sayuran Hijau Berbentuk Unik
Selain pemupukan, Anda juga bisa melakukan pengapuran 2 hingga 4 minggu sebelum tanam apabila tanah tersebut terlalu asam.
Pengolahan lahan juga bertujuan untuk menghilangkan gulma yang tumbuh di lahan budidaya. Setelah tanah diolah, buatlah bedengan dan parit dengan ukuran menyesuaikan kondisi lahan.
Benih sawi yang sudah dipilih, harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di bedengan budi daya. Pembibitan atau penyemaian bertujuan unutk mempersingkat penanaman di lahan.
Pembibitan dilakukan dengan cara menabur benih pada tray semai atau polybag kecil. Lakukan penyiraman secara rutin. Setelah penyemaian berumur 3-4 minggu, bibit sudah bisa dipindah tanam ke bedengan.
Cara menanam sawi diawali dengan membuat lubang tanam pada bedengan yang akan digunakan untuk menanam sawi. Setelah itu, letakan bibit sawi pada lubang tanam. Tutup lubang tanam dengan media tanam dan padatkan agar bibit sawi tumbuh dengan kokoh.
Penyiraman tanaman sawi dilakukan tergantung musim. Namun, saat musim kemarau tiba, pastikan untuk menyiram sawi secara rutin agar kebutuhan air terpenuhi.
Baca juga: Cara Menanam Caisim atau Sawi Hijau di Pekarangan Rumah
Selain penyiraman, perawatan tanaman sawi lainnya yaitu penjarangan. Perawatan ini dilakukan dua minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang terlalu rapat.
Tak hanya penjarangan, penyulaman tanaman juga perlu dilakukan. Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau tanaman dengan pertumbuhan kurang baik dengan tanaman baru yang lebih sehat.
Jenis perawatan lainnya yaitu penyiangan yang tujuannya untuk mengurangi populasi gulma di area budidaya. Setelah penyiangan, Anda juga harus memberikan pupuk susulan setelah 3 minggu setelah tanam.
Pupuk yang diaplikasikan yaitu Urea 20 kg/ha setiap seminggu sekali hingga menjelang panen. Tujuannya untuk menjaga agar nutrisi tanaman tetap terjaga.
Baca juga: Cara Menanam Sawi Menggunakan Botol Plastik Bekas
Langkah pemeliharaan yang terakhir yaitu pengendalian hama dan penyakit. Perawatan ini bisa dilakukan dengan mengendalikan secara mekanis, biologis, maupun kimiawi.
Sawi termasuk tanaman yang cepat panen. Sayuran daun ini bisa dipanen saat berumur 70 hari setelah tanam, namun ada juga yang bisa dipanen saat berumur 40 hari setelah tanam.
Ciri fisik sawi yang siap panen yaitu memiliki warna yang hijau, bentuk daun sudah lebar, dan ukurannya besar. Cara panennya dengan mencabut seluruh tanaman atau memotong pangkal batang.
Sawi yang sudah dipanen, segera dibersihkan, dikemas, dan disimpan pada tempat yang sejuk agar hasil panen sawi tetap segar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.