JAKARTA, KOMPAS.com - Padi adalah tanaman pangan penting di Indonesia. Dalam budidaya padi, salah satu kendala yang dihadapi adalah penyakit hawar daun bakteri atau biasa disebut penyakit kresek.
Dikutip dari laman Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Senin (26/9/2022), penyebab penyakit kresek tanaman padi adalah bakteri Xanthomonas oryzae. Bakteri ini mengandung xantomonadin, yang menghasilkan pigmen berwarna kuning.
Bakteri ini dapat menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif. Serangan ini dikenal dengan penyakit kresek.
Baca juga: Jangan Asal, Ini Cara Tepat Memupuk Tanaman Padi
Penyakit kresek dapat menginfeksi tanaman padi sejak fase vegetatif hingga fase generatif. Penyakit kresek perlu ditangani secara segera karena patogen penyebab penyakit dapat menyebar dan menyebabkan kerugian bagi petani.
Apabila serangan bakteri terjadi pada fase generatif tanaman padi selanjutnya disebut hawar.
Patogen penyakit kresek menyerang tanaman padi pada musim hujan ataupun musim kemarau basah.
Adapun beberapa pemicu penyakit kresek antara lain penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, kurangnya penggunaan pupuk kalium, kurangnya penggunaan bahan organik, dan kelembapan yang tinggi.
Baca juga: Fungsi Pupuk TSP untuk Tanaman Padi dan Cara Menggunakannya
Bakteri Xanthomonas oryzae menginfeksi tanaman padi melalui luka pada daun dan stotama daun dan selanjutnya masuk ke klorofil dan merusak daun.
Ciri-ciri tanaman padi terserang penyakit kresek terlihat pada helaian daun, yaitu kerusakan daun biasanya dimulai dari pinggir beberapa centimeter dari ujung, berupa garis, melepuh dan selanjutnya meluas dengan pinggiran yang bergelombang.
Dalam beberapa hari daun menjadi kuning. Pada luka yang parah daun berwarna putih keabu-abuan. Daun tanaman yang rusak akan mengakibatkan proses fotosintesis yang tidak maksimal.
Jika fotosintesis tidak dapat maksimal akibatnya akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Ciri-ciri Tanaman Padi Siap Panen
Penyakit kresek perlu dikendalikan secara cepat dan tepat karena bakteri tergolong cepat menyebar dan dapat menginfeksi padi pada lahan secara keseluruhan. Jika keseluruhan padi terinfeksi bakteri, maka hasil produksi padi akan menurun.
Pengendalian tersebut di antaranya menanam varietas tahan, fungisida sintetik, sanitasi lahan, dan pergiliran tanaman yang bukan inang patogen.
Jika tanaman sudah terinfeksi bakteri, langkah untuk mengendalikan yaitu penambahan kapur dolomit pada lahan, air yang menggenang tanaman padi dikurangi dan dilakukan penyemprotan pestisida dengan dosis yang sesuai dengan anjuran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.