Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Kompas.com - 06/04/2025, 19:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK abad ke-19, pisang abaca (Musa textilis) atau yang dikenal sebagai penghasil "serat Manila" telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat nusantara.

Serat ini digunakan untuk membuat tali kapal yang kuat, pakaian adat, hingga berbagai kerajinan tangan tradisional.

Pada masa lalu, Indonesia pernah menjadi salah satu pemasok abaca yang diperhitungkan di Asia. Namun, sejak tahun 1970-an, invasi bahan sintetis secara perlahan menggeser peran serat abaca di pasar domestik maupun internasional.

Produksi serat abaca menurun drastis dan tanaman ini hanya bertahan di pinggiran hutan, tanaman liar atau di kebun masyarakat.

Meski demikian, abaca tetap menjadi potensi lokal yang tak pernah benar-benar hilang. Pisang abaca bukan hanya tanaman penghasil serat, melainkan juga bagian dari warisan sejarah pertanian Indonesia dengan potensi ekonomi yang besar.

Serat ini memiliki kekuatan dan daya tahan luar biasa, menjadikannya bahan baku utama dalam industri kertas khusus, tali kapal, dan tekstil ramah lingkungan.

Di tengah tren global yang semakin menuntut penggunaan bahan ramah lingkungan, permintaan terhadap serat abaca terus meningkat.

Filipina, sebagai produsen utama abaca dunia, berhasil memanfaatkan dan menjaga potensi abaca untuk pemanfaatan berbagai aplikasi modern, seperti pembuatan kertas uang, kabel bawah laut, dan geotekstil untuk kebutuhan teknik sipil.

Baca juga: Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Keberhasilan Filipina menunjukkan bahwa abaca memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan.

Indonesia dapat menjadi pemain utama abaca di pasar serat alam global melalui penguatan investasi, budidaya, pendampingan teknologi, serta promosi produk turunan di pasar internasional.

Mengoptimalkan potensi terpendam

Serat abaca, yang dikenal dengan kekuatan dan ketahanannya, memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia seiring meningkatnya permintaan global terhadap serat alami.

Serat ini banyak digunakan di berbagai sektor industri, seperti kertas khusus, tekstil ramah lingkungan, dan geotekstil.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memperluas lahan budidaya di wilayah-wilayah beriklim tropis yang mendukung, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.

Daerah-daerah ini memiliki kesesuaian iklim dengan curah hujan dan kondisi tanah yang ideal untuk pertumbuhan abaca.

Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu melakukan pemetaan lahan secara komprehensif untuk mengidentifikasi area potensial dengan tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan, menjaga keseimbangan ekosistem.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau