Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Kompas.com - 09/02/2025, 08:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PALA (Myristica fragrans) adalah salah satu rempah Nusantara yang telah memainkan peran penting dalam perdagangan dunia sejak zaman nenek moyang.

Perdagangan pala Indonesia, yang berpusat di Kepulauan Banda, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah global selama ribuan tahun.

Sejak era Romawi, pala telah dianggap sebagai simbol kemewahan, memikat bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda pada abad ke-15 dan 16.

Pada abad ke-17, VOC memonopoli perdagangan pala, menjadikan Banda sebagai pusat produksi eksklusif, bahkan mencatat sejarah dengan pertukaran Kepulauan Banda dan Pulau Manhattan dalam Perjanjian Breda 1667.

Nilai ekonomis dan strategis pala ini mendorong eksplorasi serta kolonisasi besar-besaran. Setelah masa kolonial berakhir, Indonesia tetap menjadi produsen utama dunia, menjadikan pala bukan hanya sebagai komoditas strategis, tetapi juga warisan berharga yang terus memainkan peran penting di pasar global.

Sebagai negara penghasil utama, Indonesia saat ini menyumbang sekitar 31 persen dari total produksi pala dunia.

Komoditas ini tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, tetapi juga menjadi bahan baku esensial di berbagai sektor industri, seperti makanan olahan, kosmetik, dan farmasi.

Pada 2021, volume ekspor pala Indonesia mencapai 26.461 ton dengan nilai sekitar 198 juta dollar AS, setara dengan Rp 2,8 triliun.

Peningkatan nilai ini didorong diversifikasi produk pala, termasuk minyak atsiri dan bubuk pala olahan, yang terus diminati pasar internasional.

Provinsi Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara sebagai daerah penghasil utama memiliki peran sentral dalam mendukung produksi nasional.

Namun, di balik keberhasilan ini, tantangan signifikan tetap ada, termasuk isu kualitas seperti kadar aflatoksin tinggi, yang menjadi alasan penolakan ekspor oleh beberapa negara tujuan utama, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Pada 2023, ekspor pala menghadapi tantangan tambahan akibat standar mutu yang semakin ketat di pasar global, memaksa Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan produktivitasnya.

Namun, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengatasi tantangan ini dan memperkuat posisinya di pasar global.

Dengan adopsi teknologi budidaya modern seperti Good Agricultural Practices (GAP), standarisasi, dan rehabilitasi lahan produktif di Maluku dan Papua, serta pengembangan varietas unggul Kementerian Pertanian, produktivitas dan kualitas pala dapat ditingkatkan.

Data terbaru menunjukkan bahwa potensi lahan perkebunan pala di Indonesia, terutama di Maluku dan Papua, mencapai lebih dari 800.000 hektare, jika dikelola dengan baik, pala dapat terus menjadi "emas hijau" Nusantara.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau