JAKARTA, KOMPAS.com - Bawang merah adalah salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia. Ada banyak varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia.
Namun demikian, umumnya produksi varietas bawang merah tersebut masih rendah, yakni kurang dari 10 ton per hektar.
Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan yang lain biasnya didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, aroma umbi, umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain.
Baca juga: Gejala dan Cara Mengatasi Penyakit Trotol pada Bawang Merah
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (17/11/2022), beberapa varietas bawang merah unggul Indonesia antara lain sebagai berikut.
Varietas lokal asal Brebes, Jawa Tengah ini sudah sudah bisa dipanen pada umur 60 hari setelah tanam. Jumlah produksinya tergolong tinggi, yakni mencapai 10 ton per hektar umbi kering dengan susut bobot umbi 22 persen dari bobot panen basah.
Daunnya berwarna hijau, berbentuk silindris, dan berlubang. Umbinya berwarna merah muda, berbentuk lonjong, dan bercincin kecil pada leher cakramnya.
Bawang merah varietas Bima Brebes resisten terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii), tetapi peka terhadap penyakit busuk daun (Phytophtora porii). Bawang merah ini lebih cocok ditanam di dataran rendah.
Baca juga: Cara Menanam Bawang Merah Saat Musim Hujan agar Tidak Gagal Panen
Bawang merah Pikatan memiliki umur panen berkisar 55 hari. Potensi hasil dari bawang merah ini adalah sekitar antara 6,20 sampai dengan 23,31 ton per hektar.
Bawang merah ini mampu bertahan sampai enam bulan dalam keadaan normal. Dengan adanya keunggulan bawang yang memiliki daya tahan yang lama, dapat meningkatkan produksi pangan.