JAKARTA, KOMPAS.com - Pupuk organik adalah solusi berkebun ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk organik sangat baik bagi tanaman sekaligus dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (9/3/2023), pupuk organik terbagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC).
POC dapat dibuat menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam. Salah satu bahan yang bisa digunakan untuk membuat pupuk organik cair adalah sabut kelapa.
Baca juga: 4 Cara Aplikasi Pupuk untuk Durian agar Berbuah Lebat
Sabut kelapa adalah limbah pohon kelapa, yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Pada umumnya limbah ini dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.
Padahal, limbah ini dapat diolah menjadi produk kerajinan, bahan bakar, dan bahan pupuk organik cair, dan lainnya.
Menurut Kajian Penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2017 lalu, satu butir kelapa menghasilkan 0,4 kilogram sabut yang mengandung 30 persen serat yang kaya unsur. Sabut kelapa memiliki ketebalan 5 sampai 6 cm dan terdiri atas lapisan luar serta lapisan dalam.
Komposisi kimia sabut kelapa antara lain selulosa, lignin, pyroligeous acid, gas, arang, ter, tannin, dan potassium atau kalium.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Ikan Asin, Mudah dan Murah
Banyaknya unsur hara yang dimiliki oleh sabut kelapa membuktikan bahwa bahan ini dapat dijadikan bahan pupuk organik cair yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Sabut kelapa mengandung unsur kalium sebesar 10,25 persen sehingga bisa menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCl. Sabut kelapa juga digunakan sebagai media tanam dan pembuatan agar-agar kertas.
Unsur hara seperti Ca, Mg, K, Na, dan P sesuai digunakan sebagai bahan pupuk organik.