Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Kompas.com - 28/03/2025, 14:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Industri hilir kelapa di Indonesia juga menghadapi tantangan besar. Dari sekitar 1.200 industri pengolahan kelapa, hanya sekitar 40 persen yang beroperasi secara optimal.

Sebagian besar industri tersebut masih terbatas pada produk kopra dan minyak kelapa kasar (Crude Coconut Oil/CNO), sementara produk dengan nilai tambah tinggi seperti nanofiber dari sabut kelapa, bioarang dari tempurung, dan VCO (Virgin Coconut Oil) belum dikembangkan secara maksimal.

Ambisi pemerintah melalui program hilirisasi 2025-2045 telah menyadari berbagai harapan tersebut. Bappenas bersama Kementerian terkait telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045 dengan target tinggi.

Dalam peta jalan ini, produksi kelapa ditargetkan meningkat hingga 6 juta ton setara kopra, dengan produktivitas mencapai 1,78 ton per hektare, dan minimal 95 persen produksi kelapa diproses secara domestik.

Sasaran lainnya adalah meningkatkan kontribusi ekspor produk turunan kelapa Indonesia agar masuk dalam 10 besar dunia, serta meningkatkan nilai ekspor hingga 10 kali lipat dalam 20 tahun mendatang.

Langkah strategis menuju hilirisasi untuk merealisasikan target besar ini, pemerintah harus fokus pada tiga aspek utama.

Pertama, revitalisasi perkebunan melalui program peremajaan tanaman tua secara masif, peningkatan ketersediaan benih unggul, dan optimalisasi penerapan GAP secara luas.

Baca juga: Dinamika Industri Kopi Indonesia

Upaya ini harus diikuti peningkatan kemampuan penyuluh pertanian serta kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, swasta, dan akademisi.

Selain itu, transformasi industri hilir dengan mendorong investasi dalam teknologi pengolahan dan pengembangan produk bernilai tambah tinggi seperti VCO, nanofiber, arang aktif, dan cocopeat.

Pengembangan klaster industri berbasis kelapa di daerah-daerah sentra produksi seperti Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat harus didukung oleh pemerintah melalui insentif fiskal, kemudahan perizinan, dan infrastruktur yang memadai.

Kemudian hal penting lainnya adalah pembenahan rantai pasok melalui pemberdayaan koperasi petani dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai agregator yang menjamin harga kelapa yang layak di tingkat petani.

Digitalisasi rantai pasok seperti e-Coconut juga dapat diterapkan untuk mengurangi peran tengkulak yang kerap merugikan petani.

Belajar dari kesuksesan negara lain

Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dari negara-negara produsen kelapa seperti Filipina dan Thailand yang telah berhasil mengembangkan industri hilir kelapa mereka.

Filipina, misalnya, melalui peran aktif Philippine Coconut Authority (PCA), telah berhasil mengembangkan industri kosmetik dan farmasi berbasis kelapa.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau