Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Irvan Mahmud Asia
Pengamat dan Penulis

Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Agraria dan Sumber Daya Alam (PPASDA); Wasekjen DPP Pemuda Tani HKTI

Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?

Kompas.com - 28/07/2025, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANTANGAN terbesar yang dihadapi industri kopi nasional terletak di sektor hulu. Membentang dari rendahnya tingkat produktifitas, alih fungsi lahan kebun eksisting, ekstensifikasi yang lambat, kompleksitas rantai pasok, dampak perubahan iklim.

Masalah lain adalah minat generasi muda untuk terjun di hulu masih kurang. Mereka lebih memilih di hilir.

Pada akhirnya, akumulasi berbagai persoalan ini membuat produksi kopi Indonesia belum mencapai berkelanjutan.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mencatat produksi kopi Indonesia pada tahun 2024 mencapai 654.000 ton atau setara 6 persen dari total produksi kopi dunia yang mencapai 10,49 juta ton.

Dengan angka tersebut, menempatkan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ke empat di dunia, setelah Brasil (3,984 juta ton), Vietnam (1,806 juta ton), dan Kolombia (774.000 ton).

Tanpa perbaikan di sektor hulu, Indonesia akan sulit menggeser Kolombia, bahkan terancam tergeser dari empat besar oleh Ethiopia.

Padahal, dari sisi luas areal perkebunan kopi, Indonesia tidak kalah dibandingkan Vietnam.

Baca juga: Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara

 

Data Kementerian Pertanian mencatat, luas tanam kopi mencapai 1,25 juta hektar. Namun dari sisi produktivitas, angkanya masih sangat rendah, hanya 0,8 – 1 ton per hektar. Sebagai perbandingan, Brasil bisa menghasilkan 2-3 ton per hektar.

Produktiftas yang rendah adalah akumulasi dari berbagai faktor: tanaman yang tidak terawat, dominasi pohon tua (peremajaan tidak berjalan), dan sebagainya.

Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian serius, terutama bagi Kementan dalam perbaikan perkebunan kopi rakyat dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Perhutani dalam pengembangan dan pengelolaan kebun kopi melalui skema kemitraan dengan masyarakat desa hutan, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sebagai holding untuk menambah areal tanam (ekstensifikasi) seperti yang dilakukan di Kawasan Pegunungan Ijen.

Sementara itu, di sektor hilir, ekspor kopi Indonesia masih didominasi produk bentuk green bean.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor kopi Indonesia 2024 sebesar 1,638 juta dolar AS. Tantangannya kedepan adalah bagimana mendorong peningkatan ekspor produk bernilai tambah seperti kopi instan dan kopi kemasan premium.

Mengingat tren pasar global semakin mengarah pada kopi spesialti, yang nilai jualnya 5–10 kali lebih tinggi dibandingkan green bean, maka tidak ada pilihan selain penguatan ekspor produk olahan.

Tantangan terbesar di sektor hilir adalah hanya sebagian kecil pelaku usaha dalam negeri yang mampu menembus pasar premium secara konsisten. Tantangan yang dihadapi adalah kualitas pascapanen dan keterbatasan akses ke pasar internasional.

Agenda transformasi

Indonesia sangat berpeluang menjadi pusat kopi global. Oleh karena itu, mesti ada kesadaran penuh dan agenda transformasi yang terintegrasi hulu-hilir agar potensi yang dimiliki bisa menjadi kenyataan.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Anomali Pasokan Kakao: Analisa dan Solusi untuk Industri
Anomali Pasokan Kakao: Analisa dan Solusi untuk Industri
Varietas Tanaman
Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura
Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura
Varietas Tanaman
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Varietas Tanaman
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Varietas Tanaman
Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Varietas Tanaman
Dari Berburu ke Petani Gaharu
Dari Berburu ke Petani Gaharu
Varietas Tanaman
Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan
Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Tips
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Tips
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Tips
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Varietas Tanaman
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Varietas Tanaman
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Varietas Tanaman
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Varietas Tanaman
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau