JAKARTA, KOMPAS.com - Teh merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman teh biasanya banyak dijumpai di dataran tinggi.
Tanaman yang dibudidayakan merupakan hasil dari perbanyakan secara generatif maupun vegetatif. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (13/11/2022), perbanyakan teh secara generatif dilakukan dengan menyemai biji.
Sementara itu, perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek. Berikut ini penjelasan lengkap seputar pembibitan teh secara generatif dan vegetatif.
Baca juga: Simak, Cara Budidaya Tanaman Kopi agar Panennya Melimpah
Setelah itu, biji teh direndam dalam air. Apabila tenggelam, biji bisa segera disemai. Akan tetapi, jika biji terapung, sebaiknya buang dan tidak digunakan untuk perbanyakan tanaman teh.
Biji tersebut kemudian ditanam pada lahan semai. Persemaian kemudian diberi naungan sampai bibit berumur 1 sampai 2 bulan.
Lakukan penyiraman saat tidak turun hujan pada pagi dan sore hari. Selain itu, lakukan penyiangan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar lahan persemaian.
Baca juga: Cara Menanam Kakao yang Benar agar Hasilnya Menguntungkan
Setelah daun mengeras, bibit teh bisa dipupuk dengan Urea sebanyak 60 gram per meter persegi. Pemupukan setidaknya dilakukan sebulan sekali selama 6 bulan.
Apabila dijumpai hama dan penyakit tanaman, segera kendalikan sebelum organisme pengganggu tanaman ini berkembang semakin masif.