Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembibitan Tanaman Teh secara Generatif dan Vegetatif

Kompas.com - 13/11/2022, 17:37 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Teh merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman teh biasanya banyak dijumpai di dataran tinggi.

Tanaman yang dibudidayakan merupakan hasil dari perbanyakan secara generatif maupun vegetatif. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (13/11/2022), perbanyakan teh secara generatif dilakukan dengan menyemai biji.

Sementara itu, perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek. Berikut ini penjelasan lengkap seputar pembibitan teh secara generatif dan vegetatif.

Baca juga: Simak, Cara Budidaya Tanaman Kopi agar Panennya Melimpah

Pembibitan dengan cara generatif

Daun teh hijauPixabay/raoyi163 Daun teh hijau
Biji teh diambil dari pohon teh yang memiliki pertumbuhan dan produktivitas terbaik. Biji teh dipetik dan dipilih yang kondisinya paling baik.

Setelah itu, biji teh direndam dalam air. Apabila tenggelam, biji bisa segera disemai. Akan tetapi, jika biji terapung, sebaiknya buang dan tidak digunakan untuk perbanyakan tanaman teh.

Biji tersebut kemudian ditanam pada lahan semai. Persemaian kemudian diberi naungan sampai bibit berumur 1 sampai 2 bulan.

Lakukan penyiraman saat tidak turun hujan pada pagi dan sore hari. Selain itu, lakukan penyiangan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar lahan persemaian.

Baca juga: Cara Menanam Kakao yang Benar agar Hasilnya Menguntungkan

Setelah daun mengeras, bibit teh bisa dipupuk dengan Urea sebanyak 60 gram per meter persegi. Pemupukan setidaknya dilakukan sebulan sekali selama 6 bulan.

Apabila dijumpai hama dan penyakit tanaman, segera kendalikan sebelum organisme pengganggu tanaman ini berkembang semakin masif.

Daun tehPixabay/raoyi163 Daun teh

Pembibitan dengan cara vegetatif

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa perbanyakan vegetatif tanaman teh dapat dilakukan dengan cara stek. Pembibitan dengan cara ini diawali dengan menyiapkan tanaman induk yang akan dijadikan bahan stek.

Tanaman induk yang dipangkas 6 bulan sebelum diambil untuk stek. Tujuannya agar ranting tanaman tersebut tumbuh tunas.

Setelah 6 bulan, ranting yang sudah muncul tanis bisa digunakan untuk bahan stek. Ranting tersebut kemudian dipotong dan dibungkus dengan kain basah.

Baca juga: Jenis-jenis Kopi yang Tumbuh di Indonesia, Apa Saja?

Kemudian, bahan stek ditanam dalam polybag berisi media semai. Lakukan perawatan bibit seperti pengaturan kelembapan, pengaturan intensitas matahari, dan pemupukan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com