JAKARTA, KOMPAS.com - Kapulaga memiliki aroma yang begitu memikat sehingga sering digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Zingiberaceae dan telah menjadi rempah-rempah primadona di seluruh penjuru dunia, sehingga nilai ekonomisnya cukup menjanjikan.
Kapulaga memiliki karakteristik tanaman dengan batang yang tumbuh tegak dan daun-daunnya yang panjang dan ramping. Biji tanaman kapulaga saat masih muda berwarna hijau cerah dan memiliki tekstur yang keras. Biji kapulaga setelah dipanen harus dijemur terlebih dahulu sebelum dapat digunakan.
Selain digunakan sebagai bahan masakan, kapulaga juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Manfaatnya yang banyak serta harga jualnya yang tinggi, membuat kapulaga layak untuk dibudidayakan.
Baca juga: 5 Langkah Budidaya Kapulaga, Tanaman Rempah yang Aromanya Harum
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, berikut ini syarat tumbuh dan cara menanam kapulaga yang penting untuk diperhatikan.
Tanaman kapulaga dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang berada di ketinggian 300 sampai 800 mdpl dengan suhu udara 20 hingga 30°C dan kelembapan udara 40 sampai 75 persen.
Tanaman ini sebaiknya ditanam pada area yang intensitas cahayanya 30 sampai 70 persen serta memiliki curah hujan 2.500 hingga 4.000 mm. Jenis tanah liat lempung berpasir yang memiliki kandungan bahan organik sangat sesuai untuk menanam kapulaga.
Pemilihan bibit yang akan ditanam sangat menentukan pertumbuhan dan hasil biji kapulaga. Bibit kapulaga dapat diperoleh dari anakan maupun rhizoma yang memunculkan tunas.
Kualitas bibit kapulaga yang baik yaitu terhindar dari serangan hama penyakit, pertumbuhan normal dan berasal dari varietas yang unggul. Tanamlah bibit kapulaga yang sudah memiliki tunas dengan panjang kurang lebih 50 cm.
Baca juga: Cara Menanam Kapulaga yang Benar agar Bisa Panen Sepanjang Tahun