Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pohon Durian Musang King Kaki Tiga dan Cara Menanamnya

Kompas.com - 15 September 2022, 16:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pohon durian adalah tanaman tropis, sehingga banyak dijumpai di Indonesia. Adapun durian Musang King adalah salah satu varietas durian yang banyak digemari.

Pohon atau tanaman durian Musang King adalah tanaman asli daerah tropis. Oleh karena itu, pohon durian Musang King sangat cocok ditanam di daerah beriklim tropis, dengan kelembapan yang melimpah dan pancaran sinar matahari yang kuat.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (15/9/2022), durian Musang King adalah varietas durian yang istimewa. Karena keistimewaannya itu, banyak inovasi yang mulai dikembangkan, salah satunya adalah bagian bawah atau kaki pohon Musang King.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Pohon Durian, Apa Saja?

Ilustrasi durian musang king.SHUTTERSTOCK/CLIFF LOH Ilustrasi durian musang king.

Secara umum, pohon durian memiliki batang satu yang lurus ke bawah atau berkaki satu. Namun, ada pula yang kaki pohonnya yang berjumlah tiga atau pohon durian kaki tiga

Pohon durian Musang King kaki tiga memiliki keunggulan lain dibandingkan Musang king berkaki satu atau buah durian lain pada umumnya.

Tanaman durian Musang King kaki tiga sebenarnya adalah hasil rekayasa genetik pada durian Musang King biasa berkaki satu.

Tiga kaki pada bibit durian unggul ini adalah berasal dari satu buah bibit durian Musang King sebagai batang utama, ditopang dengan dua batang durian lokal dengan kualitas unggul disambung menjadi satu.

Baca juga: Bagaimana Cara Memaksa Durian Cepat Berbuah? Ini Jawabannya

Kemudian, batang atasnya diambilkan atau diokulasi dengan tanaman durian Musang King dewasa, namun dipilih yang berkualitas dengan rasanya manis, besar dan buahnya lebat. Dampaknya adalah bibit durian Musang King kaki tiga dengan perakaran yang kuat dan cepat berbuah.

Ilustrasi bibit durian musang king.SHUTTERSTOCK/AUGUSTINE BIN JUMAT Ilustrasi bibit durian musang king.

Tanaman biasanya bisa segera berbuah hanya dalam waktu 3-5 tahun saja dengan batang pohon yang masih pendek, namun buahnya sudah bergelantungan.

Pohon durian kaki tiga sangat menguntungkan untuk ditanam di rumah ataupun di perkebunan.

Cara budidaya durian Musang King kaki tiga

Pada dasarnya tidak ada perbedaan dalam membudidayakan duriang Musang King kaki tunggal dengan durian musangking kaki ganda. Hanya saja yang membedakannya adalah pada saat perlakuan penanaman bibit di lahan.

Baca juga: Simak, Cara Merawat Pohon Durian agar Panennya Maksimal

Dalam menanam bibit durian Musang King kaki ganda sebaiknya tiap-tiap kakinya di renggangkan di setiap sisinya. Hal ini bertujuan agar durian Musang King tidak saling bertabrakan dan dapat lebih cepat mendapatkan unsur hara.

1. Pemilihan bibit

Secara umum, pilih bibit durian berasal dari hasil perbanyakan sambung pucuk. Hal ini menjamin sifat unggul indukan diturunkan pada anakannya dan pertumbuhannya berlangsung lebih cepat.

Saat bibit masih muda, jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung terus-menerus. Sebab, pada saat itu bibit masih belum kuat dan bisa mengakibatkan daunnya layu atau rusak.

2. Lahan tanam

Berikanlah tempat yang semi teduh agar tidak rusak sekaligus mengoptimalkan pertumbuhannya. Bersihkan lahan dari keberadaan tanaman gulma atau tanaman liar lain yang tumbuh di sekitar daerah yang akan ditanami bibit durian.

Baca juga: Cara Menanam Durian yang Benar dari Memilih Bibit sampai Panen

Gulma dan tanaman lain akan mencuri unsur hara dan nutrisi dari dalam tanah yang diperlukan bibit durian untuk tumbuh. Bersihkan juga pohon-pohon atau tanaman yang berpotensi menghambat masuknya cahaya matahari ke lahan yang akan digunakan untuk menanami bibit.

Jangan lupa pohon durian Musang King yang ditanam harus mendapat cukup asupan sinar matahari. Kekurangan sinar matahari mengakibatkan proses fotosintesis pada tanaman durian tidak berjalan, akibatnya pertumbuhan terganggu.

Ilustrasi durian musang king.SHUTTERSTOCK/BARLYPRODUCTION Ilustrasi durian musang king.

3. Lubang tanam

Lubang tanam yang ideal untuk bibit durian Musang king berukuran 50 x 50 x 50 cm untuk bibit yang berukuran setinggi 1 meter. Lalu, pada lubang tanam tersebut lakukan pemberian pupuk kandang terlebih dulu sebelum nantinya ditanamkan bibit tanaman durian.

Berikan pupuk kandang yang kering dan biarkan kira-kira satu hingga dua hari.

Baca juga: Cara Mengatasi Daun Durian yang Menguning dan Rontok

Jarak tanam yang ideal adalah 8 x 8 meter atau 10 x 10 meter. Jarak berukuran tersebut akan memberi kesempatan kepada tanaman durian Musang King untuk tumbuh optimal.

Jarak tanam terlalu dekat berpotensi megakibatkan kompetisi perebutan nutrisi makanan antar tanaman, sehingga pertumbuhan pun terganggu.

Masukkan bibit kedalam lubang tanam, lalu pendam. Kedalaman pemendaman dipaskan dengan tanah yang ikut terbawa bibit di akarnya, jangan sampai lebih atau memendamnya sampai ke batang bibit durian.

Setelah itu, tanah diuruk secara melingkar dan tutup permukaannya dengan jerami atau merang padi. Lakukan penyiraman saat musim kemarau setiap sore harinya demi menjaga kesegaran bibit tanaman.

Baca juga: Cara Menanam Durian yang Benar dari Memilih Bibit sampai Panen

Lakukan penyiangan supaya tanaman durian tidak terganggu oleh gulma dan tanaman liar lainnya, sehingga bisa tumbuh subur dan berbuah lebat serta sehat. Penyiangan dilakukan untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan.

Area penyiangan kurang lebih memiliki diameter 1 meter dari pohon durian. Lakukan juga pemangkasan untuk peremajaan tanaman.

Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan.

Setelah dua sampai tiga minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat di okulasi.

Baca juga: Pedoman Budidaya Durian Unggul agar Panennya Maksimal

Keunggulan durian Musang King kaki tiga

Secara umum tidak ada perbedaan fungsional antara tanaman durian Musang King berkaki satu dengan berkaki tiga. Hanya saja, dengan adanya tiga kaki pohon durian Musang King dapat menyerap nutrisi dan unsur hara dari dalam tanah secara lebih cepat dan lebih banyak.

Ilustrasi buah durian, pohon durian.UNSPLASH/HASBI KURNIA Ilustrasi buah durian, pohon durian.

Efeknya, tanaman menjadi lebih cepat tumbuh dan besar.

Oleh karena itu tanaman durian Musang king berkaki tiga sudah cepat dapat berbuah saat batang pohonnya masih pendek.

Berikut ini adalah beberapa keunggulan pohon durian Musang King kaki tiga.

Baca juga: Varietas Durian Unggul di Indonesia, Bisa Cepat Berbuah

  • Memiliki sistem perakaran yang lebih kokoh. Sebab, pohon durian Musang King ini ditopang oleh tiga akar sekaligus, sehingga membuat duriang musangking tumbuh berdiri lebih kuat dan tidak gampang roboh tertiup angin kencang. Pohon durian Musang King kaki tiga juga lebih tahan bahaya longsor.
  • Memiliki sistem penyerapan nutrisi dan unsur hara dari dalam tanah yang lebih cepat dan lebih banyak. Hal ini dikarenakan karena memiliki tiga batang bawah sehingga memiliki tiga akar sekaligus.
  • Proses pembuahan menjadi lebih cepat, Selain memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, tanaman durian musangking kaki tiga juga dapat membuat pembuahan lebih cepat. Tanaman biasanya bisa segera berbuah hanya dalam waktu 3 sampai 5 tahun, dengan batang pohon yang masih pendek, namun buahnya sudah bergelantungan. 
  • Memiliki tampilan yang lebih cantik dan eksotis. Secara fisik, tanaman durian Musang King kaki tiga memiliki tampilan fisik yang lebih bagus jika dibandingkan kaki satu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau