Selain memberikan pupuk organik sebagai pupuk dasar, budidaya kentang juga membutuhkan pupuk anorganik dan pupuk pelengkap cair. Jenis pupuk anorganik yang diberikan yaitu Urea, ZA, TSP atau SP36, dan KCl.
Pemupukan dilakukan secara bertahap. Pada daerah dengan curah hujan tinggi, pemberian pupuk nitrogen dan kalium diberikan 3 kali yakni 1/3 dosis saat tanam, 1/3 dosis saat pengguludan pertama (umur 3 minggu), dan ½ pada saat pengguludan kedua (umur 5 sampai 4 minggu).
Baca juga: Cara Menanam Kentang agar Panennya Melimpah
Sementara itu, pupuk pelengkap cair diberikan 4 kali dengan dosis 2,5 cc/l atau 750 cc/600 l setiap aplikasi. Penggunaan tahap awal diberikan 14 hari setelah tanam (HST), 30 HST, 45 HST, dan 60 HST.
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di bedengan tanam. Bersama dengan penyiangan, lakukan juga pembubunan untuk menutup umbi kentang yang muncul ke permukaan tanah.
Hama dan penyakit tanaman kentang bisa dikendalikan dengan cara fisik, biologi, maupun kimia. Pengendalian secara kimiawi dilakukan saat serangan hama maupun penyakit sudah menyebar luas.
Baca juga: Cara Memperbanyak Umbi Kentang dengan Stek Tunas
Pemanenan kentang umumnya dilakukan saat tanaman berumur 90 sampai 120 HST. Kentang yang siap panen ditandai dengan ciri daun dan batangnya mengering serta kulit umbi tidak mudah mengelupas saat ditekan.
Cara panen kentang cukup dengan mencangkul area perakaran tanaman kentang dengan hati-hati. Kemudian, ambil umbi kentang tersebut dan bersihkan tanah yang masih menempel pada umbi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.