JAKARTA, KOMPAS.com - Kurma merupakan salah satu buah khas Ramadhan. Buah ini sebenarnya bisa dijumpai di luar bulan Ramadhan, namun masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi buah ini saat Ramadhan.
Kurma bukan buah asli Indonesia. Lantasnya, bisakah kurma ditanam di Indonesia? Simak penjelasannya berikut ini.
Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI, Sabtu (25/3/2023), kurma termasuk komoditas binaan Ditjen Hortikultura. Dengan demikian, bisa diketahui bahwa kurma dapat ditanam di Indonesia.
Baca juga: Buah Khas Ramadhan yang Cocok Menjadi Menu Buka Puasa
Provinsi Riau menjadi salah satu tempat budidaya kurma di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan iklim di wilayah tersebut mirip dengan iklim di negara asalnya.
Budidaya kurma di Indonesia perlu memperhatikan benih yang digunakan. Jenis benih kurma yang digunakan bisa berasal dari biji, anakan, maupun kultur jaringan.
Benih dari biji bisa didapatkan dari biji kurma yang kita temukan di pasar. Pembibitan ini memerlukan biaya produksi yang rendah. Akan tetapi, jenis kelamin tanaman yang dihasilkan tidak bisa ditentukan dan sifatnya berbeda dengan tanaman induknya.
Selain dari biji, bibit kurma juga bisa berasal dari anakan yang muncul pada tanaman induk jantan. Teknologi pembibitan kurma juga terus berkembang, salah satunya lewat kultur jaringan.
Baca juga: Cara Menanam Anggur di Pot hingga Sukses Berbuah
Pembibitan dengan cara ini akan menghasilkan bibit unggul dan jenis kelamin bisa ditentukan dengan lebih mudah. Sayangnya, benih dari kultur jaringan ini harganya cukup mahal.
Tak hanya itu, benih kurma dari kultur jaringan juga masih berasal dari luar negeri. Dengan demikian, pembelian benih kurma dari kultur jaringan perlu mengikuti prosedur yang berlaku.
Selain memperhatikan bibit yang digunakan, budidaya kurma di Indonesia juga perlu memperhatikan proses penyerbukan dan pembuahan. Hal tersebut dikarenakan bunga betina bisa rontok apabila tidak terjadi pembuahan.
Langkah-langkah pembuahan cukup mudah. Pertama, ikat bunga betina menggunakan daun kurma.
Kemudian, potong bagian ujungnya sekitar 5 cm agar pertumbuhan bakal buah lebih maksimal. Langkah selanjutnya, pukul bunga jantan ke bunga betina atau tempelkan serbuk sari menggunakan kuas.
Baca juga: Tips Memilih Melon yang Matang dan Manis
Lalu, tutup bunga betina dengan kertas minimal 4 jam. Bunga betina yang berhasil dibuahi akan berwarna hijau.
Buah kurma kemudian ditutup menggunakan karung dan dipelihara dengan baik sampai panen.
Di Indonesia, kurma bisa dipanen saat tanaman berumur 150 hari dijadikan sebagai buah segar. Sedangkan di negara asalnya, kurma biasanya dipanen saat berumur 200 hari sehingga teksturnya kering dan warnanya lebih gelap.
Perbedaan waktu panen dikarenakan Indonesia memiliki kelembapan yang tinggi. Jika dibiarkan sampai 200 hari, maka buah kurma berisiko busuk dan tidak layak konsumsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.