Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Cara Menanam Cabai Merah Keriting dari Benih Lokal

Kompas.com, 12 Juli 2023, 10:41 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai merah keriting merupakan salah satu jenis cabai yang nilai jualnya cukup fluktuatif. Pada momen tertentu, harga cabai merah bisa meningkatkan drastis. Akan tetapi, di waktu lain harganya bisa turun hingga tidak berharga.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam budidaya cabai keriting. Selain fluktuasi harga yang relatif sulit ditebak, kondisi cuaca dan iklim juga menjadi tantangan dalam budidaya tanaman ini.

Maka dari itu, salah satu cara untuk menjaga produktivitas tanaman cabai yaitu dengan menanam cabai dari benih lokal. Menurut penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian, berikut ini cara menanam cabai merah keriting menggunakan benih lokal.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah Keriting di Pekarangan Rumah

Pemilihan benih

Ilustrasi tanaman cabai, pohon cabai, menanam cabai.SHUTTERSTOCK/AISYAQILUMARANAS Ilustrasi tanaman cabai, pohon cabai, menanam cabai.

Penggunaan benih lokal terkadang bisa membuat pertumbuhan dan produktivitas tanaman maksimal. Pasalnya, benih tersebut sudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat. Maka dari itu, kebanyakan petani lebih senang menanam tanaman dari benih lokal yang sudah terbukti hasilnya.

Penyemaian benih

Benih cabai perlu disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di lahan terbuka. Penyemaian benih cabai bisa dilakukan di dalam polybag.

Media semai yang digunakan yaitu campuran tanah, arang sekam, dan pupuk organik dengan perbandingan 2:1:1 atau campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1:. Campurkan seluruh media semai tersebut dan masukkan dalam polybag.

Sementara itu, benih yang akan ditanam perlu direndam terlebih dahulu dalam air hangat selama 3 jam. Benih yang mengapung sebaiknya dibuang dan gunakan benih yang tenggelam saja.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah yang Benar agar Berbuah Banyak

Lalu, tanam benih dalam media semai dan tutup tipis dengan media tersebut. Lakukan penyiraman sampai media semai lembap.

Sebaiknya, pasang naungan di atas persemaian tersebut agar tanaman muda tidak terkena sinar matahari langsung dan terserang hama maupun penyakit. Selanjutnya, lakukan perawatan secara rutin sampai benih tumbuh menjadi bibit atau tanaman muda.

Pengolahan tanah

Lahan yang akan ditanami cabai perlu diolah terlebih dahulu. Kemudian buat bedengan dan saluran drainase agar tanaman tidak tergenang.

Ilustrasi cabai merah keriting.SHUTTERSTOCK/TEGUH PAMUNGKAS Ilustrasi cabai merah keriting.

Pada budidaya cabai intensif, sebaiknya tutup bedengan dengan mulsa plastik perak hitam. Penggunaan mulsa ini bisa menekan populasi gulma, namun dapat meningkatkan biaya produksi. Kemudian, buat lubang tanam dengan jarak antara 60 hingga 70 cm.

Baca juga: Berapa Jarak Tanam Cabai Merah yang Ideal? Ini Penjelasannya

Penanaman cabai

Cara menanam cabai yaitu dengan meletakkan bibit pada lubang tanam yang sudah dibuat. Kemudian, tutup lubang tanam dengan tanah.

Penanaman sebaiknya dilakukan di pagi atau sore hari agar bibit yang ditanam tidak stres. Setelah ditanam, lakukan penyiraman secukupnya sampai media tanam lembap.

Perawatan tanaman

Tanaman cabai membutuhkan ajir atau lanjaran agar bisa tumbuh tegal dan tidak mudah rebah. Selain itu, perlu juga dilakukan perempelan atau pemotongan tunas pada saat tanaman berumur 3 minggu.

Sementara itu, pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali sampai panen. Pemupukan bisa dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk organik cair ke area perakaran tanaman.

Baca juga: Cara Mengendalikan Hama Lalat Buah Tanaman Cabai Merah Keriting

Lakukan juga pengendalian organisme pengganggu tanaman agar tanaman cabai tumbuh sehat dan produktivitasnya maksimal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Varietas Tanaman
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau