JAKARTA, KOMPAS.com - Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang banyak dikonsumsi. Beberapa jenis kacang dapat menjadi sumber protein yang baik untuk kesehatan tubuh.
Tak hanya itu, kandungan asam amino dan lemak dalam kacang-kacangan juga bisa menjadi sumber nutrisi untuk tubuh. Beberapa jenis kacang-kacangan yang populer dan mudah dijumpai, antara lain; kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan kacang almond.
Kacang-kacangan tersebut harus disimpan dengan benar agar kualitasnya terjaga. Kondisi ruang penyimpanan juga sangat mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Cara menyimpan kacang-kacangan yang tidak benar bisa membuat terjadinya kontaminasi mikroba.
Baca juga: Cara Menanam Kacang Tanah Tanpa Olah Tanah, Bisa Hemat Biaya Produksi
Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (29/7/2023), setiap jenis kacang memiliki cara penyimpanan yang berbeda. Pasalnya, kandungan lemak setiap kacang berbeda.
Kacang-kacangan yang mudah tengik bisa bertahan sampai satu tahun apabila disimpan dalam kemasan kering dan kedap udara. Sementara itu, kacang yang sudah dikuliti dapat bertahan hingga 4 bulan, apabila disimpan dalam kemasan deap udara dan dimasukkan dalam lemari es atau freezer.
Secara konvensional, biji atau benih kacang yang sudah kering bisa dimasukkan ke dalam kantong, karung goni, atau langsung disimpan dalam gedung bersuhu lebih dari 25 derajat Celcius. Tempat penyimpanan harus kedap udara.
Setelah benih agak dingin, masukkan ke dalam kantong plastik dan alumunium foil. Lalu, pres kemasan dengan alat pengepres, sehingga kedap udara. Kemasan tersebut disimpan dalam tempat penyimpanan bersuhu kurang dari 20 derajat Celcius.
Baca juga: Tahapan Budidaya Kacang Merah dan Cara Merawatnya dengan Benar
Saat penyimpanan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mutunya terjaga. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.