Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Ciri-ciri Jagung Terserang Bulai dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 01/10/2022, 21:39 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulai menjadi salah satu penyakit penting pada tanaman jagung. Ciri-ciri jagung yang terserang bulai sebenarnya cukup dikenali.

Namun, seringkali petani terlambat mengendalikan penyakit ini karena persebarannya sangat cepat Bulai pada jagung disebabkan oleh infeksi jamur Peronosclerospora maydis atau Peronosclerospora philippinensis.

Pada serangan yang masif, penyakit ini bisa menyebabkan tanaman jagung gagal panen. Dikutip dari situs Balai Penelitian Tanaman Serealia, Kementerian Pertanian, Sabtu (1/10/2022), berikut ciri tanaman jagung yang terserang bulai dan cara pengendaliannya.

Baca juga: Ciri-ciri Jagung Terkena Penyakit Bulai dan Cara Mengendalikannya

Tanda jagung yang terserang bulai

Gejala penyakit bulai jagung pada bagian daun jagung. Daun yang terserang penyakit ini akan memiliki garis yang sejajar dengan tulang daun.

Ilustrasi tanaman jagung yang terkena penyakit bulai. SHUTTERSTOCK/LERTWIT SASIPREYAJUN Ilustrasi tanaman jagung yang terkena penyakit bulai.

Pada daun jagung yang terserang bulai juga akan muncul warna putih kekuningan dan garis klorotik berwarna coklat. Tak hanya di permukaan daun bagian atas, gejala bulai juga bisa ditemukan pada daun bagian bawah yang menunjukan adanya tepung putih.

Tepung putih tersebut merupakan spora jamur penyebab bulai. Selain menyebabkan perubahan pada warna daun, ciri-ciri jagung yang terkena bulai juga bisanya pertumbuhannya kerdil.

Produktivitas tanaman juga akan menurun. Kalaupun bisa berproduksi, biji tersebut sudah otomatis terpapar patogen penyebab bulai.

Baca juga: Penyakit Bulai Tanaman Cabai: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Jamur penyebab bulai bisa berkembang biak secara sistemik. Apabila perkembangan jamur mencapai titik tumbuh tanaman, maka seluruh daun muda akan menunjukan gejala klorotik.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau