JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung komposit adalah jagung bersari bebas yang benihnya berasal dari pertanaman sebelumnya atau bisa digunakan terus-menerus setiap penanaman.
Jagung ini diketahui berumur pendek, tahan hama dan penyakit, serta bisa ditanam berulang kali sehingga tidak menimbulkan ketergantungan petani.
Baca juga: Simak, Perbedaan Jagung Hibrida, Komposit, dan Transgenik
Kekurangan dari jenis jagung ini adalah produktivitasnya cukup rendah, yakni 3-5 ton/hektare. Meski demikian, jagung komposit masih banyak dibudidayakan petani Indonesia.
Bahkan, pilihan varietasnya cukup beragam, antara lain Arjuna, Lamuru, Bisma, Gajah Mas, dan Genjah Rante. Cara menanam jagung komposit sebenarnya tidak berbeda jauh dengan jenis jagung lainnya.
Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian Indonesia, Minggu (23/10/2022), berikut cara menanam jagung komposit yang benar agar produksinya maksimal.
Baca juga: Penyakit Hawar Daun Jagung: Gejala, Siklus, dan Cara Mengatasi
Pengolahan lahan dilakukan satu sampai dua kali, tergantung pada kondisi lahan. Jika menanam di lahan bekas sawah, pengolahan tidak perlu dilakukan.
Apabila penanaman dilakukan saat curah hujan tinggi, saluran drainase harus dibuat setiap 2,5-3 meter dengan kedalaman 20-24 sentimeter. Saluran drainase dibuat di sepanjang petakan.
Penggunaan benih yang sehat dan berasal dari varietas unggul sangat mempengaruhi hasil panen komoditas ini. Karena itu, sebelum mulai menanam pastikan sudah memilih benih berkualitas unggul.
Baca juga: 5 Tips Menanam Jagung Saat Musim Hujan agar Bebas Penyakit
Jagung komposit bisa ditanam dengan jarak 80 x 40 cm, 75 x 50 cm dan 80 x 25 cm. Lubang tanam dibuat dengan jarak tersebut, kemudian isi dua benih per lubang tanam.
Terakhir, tutup lubang tanam agar benih tidak tercuci air hujan atau dimakan hama.