JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung adalah tanaman pangan penting sumber karbohidrat selain gandum dan padi. Tanaman jagung merupakan tanaman pangan pokok di sebagain belahan dunia.
Selain itu, jagung juga merupakan bahan pangan yang dapat diolah menjadi minyak jagung dan bahan dasar tepung maizena, bioenergi, bahan kosmetik, hingga untuk kebutuhan pangan ternak.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (12/8/2022), tanaman jagung tumbuh di dataran rendah sampai tinggi hingga 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: 3 Jenis Hama Tanaman Jagung yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen
Tanaman jagung memerlukan media tanah lempung, lempung berpasir, tanah vulkanik, yang subur, gembur, kaya bahan organik, memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari suhu udara 20-33 derajat celsius, curah hujan sedang, serta ph tanah 5,5 sampai 7 dengan drainase yang baik.
Berikut cara menanam jagung hibrida yang perlu diketahui.
Seleksi benih jagung dengan teliti untuk mengoptimalkan hasil, pilih benih jagung hibrida dan sesuaikan dengan musimnya.
Lakukan perlakuan benih dengan insektisida marshal dan fungisida dimertomorf (Renon, acrobat, sirkus) untuk mencegah penyakit bulai dan hama ulat tanah, semut.
Baca juga: Cara Mengendalikan Hama Ulat Grayak pada Tanaman Jagung
Untuk mempersiapkan lahan, tanah digemburkan dengan dicangkul atau di bajak sedalam 25-30 cm, kemudian diratakan atau dihaluskan dengan garu. Buat bedengan bila tanam musim penghujan agar air hujan tidak menggenang.
Untuk menanam jagung saat musim kemarau tidak perlu pembedengan.
Buat lubang sedalam 5 cm dengan jarak 25bcm untuk tanam 2 biji per lubang atau jarak 15 cm untuk 1 biji 1 lubang. Lalu, masukan benih jagung kedalam lubang dan timbun tipis dengan bokashi, kemudian lakukan pengairan bila tanam musim kemarau.
Pemupukan pertama dilakukan ketika tanaman jagung berumur 15 hari setelah tanam (hst). Adapun komposisi pupuknya adalah pupuk ZA 280 kg/ha, pupuk SP 100 kg/ha, dan furadan 12 kg/ha.
Baca juga: 6 Penyakit Tanaman Jagung yang Disebabkan Jamur, Bakteri, dan Virus
Cara pemupukan dengan disebar lalu ditimbun dengan tanah, kemudian di lakukan pengairan.
Pemupukan kedua dilakukan pada umur 35 hst, dengan komposisi pupuk ZA 350kg/ha dan pupuk Phonska 200 kg/ha. Cara pemupukan seperti pada pemupukan pertama.
Pemupukan ketiga atau pemupukan penutup dilakukan pada umur 50 hst, dengan komposisi pupuk pupuk urea 350 kg/ha dan pupuk Phonska 180 kg/ha. Cara pemupukan seperti pada pemupukan pertama.
Pembubunan atau ipuk dilakukan bersaman pada waktu pemupukan. Pembersihan gulma dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan penyemprotan herbisida Calaris untuk gulma umur 5 sampai 21 hst, Gramoxon untuk gulma umur 40 hst ke atas.
Baca juga: Penyakit Hawar Daun Jagung: Gejala, Siklus, dan Cara Mengatasi
Pencegahan bundle pada bunga dapat dilakukan denganbpemberian insektisida furadan di kucup daun pada tanaman jagung umur 21 hst dan 40 hst.
Pengairan tanaman jagung dilakukan pada saat setelah pemupukan, dan dua minggu sekali setelah pemupukan terakhir.
Hama yang menyerang tanaman jagung antara lain ulat tanah, Ulat grayak, ulat penggerek polong. Cara pengendaliannya adalah disemprot dengan insektisida bulldog, spontan, sementara untuk ulat tanah taburi dengan regent.
Penyakit yang menyerang tanaman ini antara lain: bulai, bercak daun, hawar daun, busuk pelepah, busuk batang. Pengendalianya dilakukan dengan menyemprotkan fungisida mankozeb, metalaksil, dan carbio.
Baca juga: Gejala Penyakit Bulai Jagung dan Cara Mengatasinya
Tanaman jagung dapat dipanen mulai umur 105 hari tergantung dari varietasnya. Cirinya antara lain daun sudah kering 80 persen, kulit atau klobot jagung sudah kering, buah jagung sudah padat dan keras, serta warna buah jagung bening atau mengkilap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.