INDONESIA menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan gula domestik yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan diversifikasi konsumsi makanan serta minuman.
Produksi gula nasional yang masih jauh dari cukup untuk mengimbangi permintaan telah menimbulkan ketergantungan pada impor.
Situasi ini tidak hanya berdampak pada ekonomi nasional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terhadap ketahanan pangan jangka panjang.
Dalam konteks ini, stevia (Stevia rebaudiana), pemanis alami rendah kalori, muncul sebagai solusi yang menjanjikan.
Stevia tidak hanya menawarkan alternatif yang lebih sehat dibandingkan gula tebu, tetapi juga menjadi peluang strategis untuk mendukung diversifikasi ekonomi dan pemberdayaan petani.
Baca juga: Bahan Bakar Nabati Alternatif Selain Sawit
Keunggulan utama stevia terletak pada daya manisnya yang mencapai 200-300 kali lebih tinggi daripada gula pasir, tanpa menambah kalori maupun memengaruhi kadar gula darah.
Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi penderita diabetes dan individu yang ingin mengurangi asupan gula dalam pola makan mereka.
Selain itu, stevia memiliki manfaat tambahan berupa sifat antioksidan dan antiinflamasi, yang mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Dengan karakteristik ini, stevia tidak hanya berfungsi sebagai pemanis biasa, tetapi juga sebagai komponen yang dapat meningkatkan kualitas hidup konsumen di tengah tren gaya hidup sehat yang semakin populer.
Stevia, tanaman tropis yang berasal dari dataran tinggi Amerika Selatan, telah lama dikenal sebagai pemanis alami yang lebih sehat dibandingkan gula tebu.
Budidayanya relatif sederhana dan dapat dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara.
Tanaman ini membutuhkan curah hujan cukup, sinar matahari melimpah, serta tanah bertekstur ringan untuk tumbuh optimal.
Dengan masa panen singkat, hanya 3-4 bulan, stevia menawarkan keuntungan ekonomi yang cepat bagi petani yang mengelolanya secara intensif, menjadikannya pilihan menarik untuk diversifikasi pertanian di Indonesia.
Setelah dipanen, daun stevia harus dikeringkan dan diekstraksi untuk mendapatkan senyawa steviol glikosida yang memberikan rasa manis alami.
Baca juga: Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal
Ekstrak ini kemudian diolah menjadi berbagai bentuk seperti bubuk, cairan, atau tablet, yang siap digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.