Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hama yang Sering Menyerang Pohon Mangga dan Cara Mengendalikannya

Kompas.com - 17/08/2022, 08:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mangga adalah salah satu buah populer yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, banyak orang menanam pohon mangga di pekarangan rumah untuk menikmati hasil panennya.

Dalam menanam pohon mangga, Anda harus memperhatikan hama yang bisa menyerang. Serangan hama bisa merusak buah, membuat buah tidak bisa dikonsumsi, hingga merusak tanaman.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (17/8/2022), berikut beberapa hama yang sering menyerang pohon mangga dan cara mengendalikannya.

Baca juga: 12 Manfaat Teh Celup untuk Tanaman, Usir Hama hingga Jadi Pupuk

Ilustrasi pohon mangga harum manis. SHUTTERSTOCK/HAIRULLAH BIN PONICHAN Ilustrasi pohon mangga harum manis.

1. Wereng mangga

Wereng mangga berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng mangga menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup.

Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Wereng mangga merusak tanaman dengan cara mengisap cairan bunga yang baru mekar sehingga bunga mudah kering dan cepat mati.

Serangga wereng mangga dewasa berukuran 0,2 sampai 0,3 mm berwarna abu-abu kecoklatan.

Cara mengendalikan hama ini adalah dengan memotong bagian bunga yang terserang, kemudian dimusnahkan. Cara lainnya adalah menyuntik pohon mangga dengan insektisida sistemik sebanyak 10 sampai 20 cc per pohon, aplikasikan pada tanaman mangga yang sudah berumur lebih dari 30 tahun.

Baca juga: 5 Hama yang Merusak Tanaman Singkong

­Anda juga bisa menyemprotkan insektisida Aplaud 400 F atau Darmabash 500, Diazinon, dan pengasapan seminggu empat kali.

2. Lalat buah

Lalat buah dewasa berwarna kuning bersayap putih bening dan berukuran panjang 7 sampai 8 mm, senang hinggap dan bertelur pada buah mangga, jambu biji, jambu air, belimbing, nangka, jeruk dan cabai, sehingga buah menjadi rusak.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau