Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Layu pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 19/08/2022, 17:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai adalah salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan. Akan tetapi, dalam budidaya cabai, penyakit juga rentan menyerang, yang tak jarang menyebabkan gagal panen.

Salah satu penyakit tanaman cabai adalah layu tanaman. Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (19/8/2022), penyakit layu pada tanaman cabai bisa disebabkan oleh serangan jamur ataupun bakteri.

Layu yang disebabkan oleh jamur disebut layu fusarium yang biasanya disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini hidup di lingkungan yang masam.

Baca juga: Cara Menanam Benih Cabai agar Cepat Tumbuh

Ilustrasi tanaman cabai.UNSPLASH/STEVE JOHNSON Ilustrasi tanaman cabai.

Adapun penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini biasa hidup dan berkembang pada jaringan batang tanaman.

Serangan penyakit ini menyebabkan tanaman akan mengalami layu mulai dari bawah tanaman hingga menjalar ke atas ke ranting muda. Warna jaringan xylem pada batang dan akar akan menjadi coklat.

Untuk melakukan pengendalian dari kedua jenis penyakit ini, perlu diketahui terlebih dahulu apa penyebabnya. Jika penyebabnya adalah jamur, maka obatnya adalah obat fusarium dan bukan obat bakteri, dan sama juga sebaliknya.

Pasalnya, jika salah, akan menyebabkan obat terbuang percuma, penyakit tetap menyebar dan menghancurkan tanaman.

Baca juga: Simak, Cara Merangsang Pembuahan Cabai

Namun, gejala yang tampak karena kedua penyakit ini hampir sama, yaitu layu mendadak dimulai dari layu pada bagian atas daun, lama-kelamaan akan menjadi kecoklatan dan akhirnya mati. Keganasan penyakit ini yang membuat penyakit ini berbahaya.

1. Penyakit layu bakteri

Untuk mengidentifikasi penyakit layu bakteri, cabut tanaman dan potong akarnya. Jika penyakit disebabkan bakteri maka pada potongan terlihat berlendir dan berbau.

Ilustrasi tanaman cabai. SHUTTERSTOCK/PAPA ANNUR Ilustrasi tanaman cabai.

Celupkan akar ke air dan tunggu sampai beberapa menit, jika terlihat seperti asap di dalam air, maka dapat dipastikan serangan layu dikarenakan bakteri.

Serangan layu bakteri sangat cepat, bahkan bisa kurang dari tiga hari. Tanaman terlihat layu baik siang dan malam hari.

Baca juga: Berapa Lama Penyemaian Tanaman Cabai? Ini Penjelasan dan Caranya

2. Penyakit layu karena jamur

Gejala penyakit layu karena jamur atau penyakit layu fusarium adalah ketika aakar tanaman dipotong, tidak berlendir dan berbau. Adapun jika dicelupkan ke dalam air selama beberapa menit, tidak akan terlihat seperti pada serangan bakteri.

Serangannya relatif lebih lama dibandingkan serangan bakteri, tanaman terlihat layu pada siang hari, namun sore hari segar kembali.

Cara menangani penyakit layu karena jamur

Gunakan varietas cabai yang tahan terhadap layu fusarium.

Cara lainnya adalah dengan penggunaan fungisida. Walaupun sampai sekarang belum ada tercatat fungisida yang benar-benar ampuh untuk mengatasi fusarium, namun beberapa bentuk pencegahan bisa dilakukan.

Baca juga: Simak, Panduan Pemberian Pupuk Tanaman Cabai

Misalnya, mencelupkan benih yang akan ke dalam larutan fungisida berbahan aktif binomil.

Cara berikutnya adalah mengendalikan nematoda di tanah. Luka di akar yang disebabkan nematoda adalah jalan masuknya fusarium ke akar.

Dengan menekan jumlah nematoda, maka bisa menekan kemungkinan akar terinfeksi jamur.

Cara lain adalah menggunakan Trichoderma. Penggunaan agen hayati ini diketahui bisa mematikan jamur lain.

Ilustrasi tanaman cabai rawit. SHUTTERSTOCK/PRISPIM Ilustrasi tanaman cabai rawit.

Menabur Trichoderma di lahan sangat dianjurkan sebelum melakukan penanaman untuk mencegah perkembangbiakan jamur di tanah.

Berikutnya, mencegah infeksi lahan. Alat yang digunakan di lahan yang terjangkit dapat direndam dulu dalam formalin 5 persen sebelum digunakan kembali.

Dianjurkan pula menggunakan benih yang berasal dari buah yang tidak sakit.

Baca juga: Penyebab Daun Keriting pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

Cara menangani penyakit layu karena bakteri

Pertama, gunakan agen hayati seperti Pseudomonas fluerescens dan Bacillus subtilis. Agen hayati ini dikenal juga dapat memangsa bakteri penyakit.

Gunakan pupuk kandang yang telah difermentasi masak. Pupuk kandang yang belum masak bisa meningkatkan jumlah bakteri Pseudomonas solanacearum dengan meningkatkan suhu tanah akibat fermentasi yang belum selesai.

Gunakan pupuk urea secara bijaksana. Penggunaan urea yang berlebihan akan membuat tanaman mudah terserang bakteri ini.

Celupkan bibit dengan bakterisida berbahan aktif agrimycin, akan mencegah tanaman terjangkit penyakit.

Baca juga: Penyakit Bulai Tanaman Cabai: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Selain itu, lakukan pengaturan irigasi yang baik. Jangan sampai lahan tergenang oleh air, karena bisa memudahkan bakteri berkembang biak.

Baik penyakit layu jamur maupun bakteri, jika diketahui bahwa lahan sudah terjangkit, segera cabut tanaman hingga ke akar-akarnya lalu bakar atau buang jauh dari lahan tanam. Disarankan pula untuk melakukan pergiliran tanaman yang bukan inang jamur atau bakteri tersebut.

Selain itu juga disarankan untuk mengatur jarak tanam yang tidak terlalu dekat untuk menghindari penularan penyakit dari tanaman satu ke tanaman lainnya. Hindari pula perlakuan yang dapat melukai akar seperti membuat lubang untuk pengocoran, penyiangan gulma dengan cangkul.

Sebaiknya perempelan juga menggunakan alat yang sudah disterilkan dengal NaOCl atau formalin terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com