Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membasmi Hama Tanaman Cabai, Ulat Grayak hingga Kutu Daun

Kompas.com - 05/09/2022, 17:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya cabai, Anda harus selalu memperhatikan kehadiran hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai. Pencegahan dan pengamatan harus selalu dilakukan, karena jika sampai terlambat serangan penyakit dan hama akan sulit untuk dikendalikan.

Oleh karena itu, penanganan sejak dini harus dilakukan sebelum serangan hama dan penyakit semakin parah. Penanganan ini dimulai penyemaian, persiapan tempat, penanaman, perawatan hingga usia panen.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (5/9/2022), nyaris semua hama yang menyerang tanaman terong-terongan juga menyerang tanaman cabe.

Baca juga: Hama dan Penyakit Tanaman Cabai serta Cara Mengatasinya

Ilustrasi tanaman cabai merah besar. SHUTTERSTOCK/ORLIO Ilustrasi tanaman cabai merah besar.

Akibat dari serangan hama yang paling signifikan adalah menurunnya produktivitas tanaman, bahkan jika levelnya lebih tinggi bisa mengakibatkan gagal panen.

Berikut beberapa hama yang sering menyerang tanaman cabai dan cara membasmi hama pada cabai tersebut.

1. Ulat grayak (Spodoptera litura Fabricus)

Ulat grayak berukuran kecil, berwarna hijau, dan biasanya berjumlah banyak. Jenis ulat ini merusak tanaman dengan cara memakan dedaunan hingga berlubang-lubang, yang menyebabkan terganggunya kemampuan tanaman untuk berfotosintesis.

Pada level tertentu, ulat grayak juga bisa menghabiskan seluru daun dari tanaman dan hanya menyisakan tulang-tulang daun. Ada pula spesies ulat lain yang menyerang tanaman cabe, yakni Sprodoptera exigua dan Helicoverpa sp.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Metode Vertikultur di Lahan Sempit

Ulat ini merusak langsung ke buah cabai, baik yang sudah masak maupun belum masak.

Ulat ini melakukan penyerangan di malam hari, sehingga di pagi hari buah cabai sudah terlihat rusak.

Ilustrasi tanaman cabai. SHUTTERSTOCK/PAPA ANNUR Ilustrasi tanaman cabai.

Ulat ini juga menyerang saat matahari teduh. Ketika matahari bersinar terik, ulat ini bersembunyi di pangkal tanaman dan berlindung di balik mulsa yang menyebabkannya bisa lolos dari penyemprotan.

Untuk membasmi hama ulat grayak, Anda dapat mengambil ulat dari tanaman secara serempak dan menyeluruh. Lakukan pada malam hari saat ulat banyak beraktivitas.

Baca juga: Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya Melimpah

Selain itu, Anda juga bisa memasang perangkap khusus.

Cara lainnya adalah dengan metode kimiawi, berupa penyemprotan insektisida apabila serangan hama sudah mulai parah. Gunakan insektisida seperti Curacron, matador atau prevathon.

Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada waktu malam hari.

2. Tungau merah (Tetranycus sp.) dan tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus)

Tungau merah dan tungau kuning yang menyerang tanaman cabe juga menyerang tanaman lain seperti tanaman singkong dan tanaman terong.

Baca juga: Perbedaan Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai

Bila tungau-tungau ini menyerang tanaman cabe ditandai dengan kondisi daun keriting dan menggulung ke arah bawah, daun yang terkena hama ini menjadi kaku, kecoklatan dan tebal, sehingga bisa mengganggu pembetukan pucuk.

Lambat laun daun berwarna coklat akan mati. Serangan ganas terjadi pada musim kemarau, serangan hama ini biasanya juga dibarengi dengan serangan hama kutu daun dan thrips.

Untuk membasmi hama tungau ini, Anda bisa menggunakan penanganan secara teknis. Cabut tanaman yang terkena serangan hama.

Tanaman cabai rawitPexels/Mark Stebnicki Tanaman cabai rawit

Adapun untuk tanaman yang belum parah bisa di potong pucuk-pucuknya yang terkena serangan. Bekas tanaman yang terkena serangan lebih baik dibakar agar tidak menginfeksi tanaman yang lainnya.

Baca juga: Simak, Kelebihan dan Kekurangan Menanam Cabai Merah pada Musim Kemarau

Sebagai langkah pencegahan, usahakan area penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun lebih efektif untuk mengurangi serangan tungau.

Anda juga dapat memanfaatkan musuh alami hama ini, yaitu predator Ambhyseins cucumeris.

Adapun pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan obat tungau akarisida bukan insektisida, seperti Demolish, Agrimec, Pegasus, samite atau mitac, bamex dan omite.

3. Kutu daun persik (Myzus persicae)

Kutu jenis ini yang biasanya menyerang tanaman cabe. Hama ini menyerang daun tanaman dengan cara mengisap cairan daun, daun yang terkena serangan akan nampak bercak-bercak kehitaman, daun akan menjadi keriting dan kering, lambat laun daun akan mati.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Alami untuk Cabai Rawit agar Berbuah Lebat

Selain itu, hama kutu persik juga merupakan penular hama yang paling efisien daripada hama lainnya.

Tanda-tanda awal terdapat banyak semut yang berada pada tanaman, maka bisa dipastikan bahwa tanaman tersebut terserang hama. Pasalnya, hama kutu daun mengisap cairan daun dan mengeluarkan semacam zat gula, yang dapat mengundang semut dan cendawan yang menyebabkan timbulnya bulatan hitam pada permukaan daun.

Musuh alami kutu daun jenis ini adalah dapat berupa parasitoid seperti Diaretiella rapae, sedangkan musuh predator alami dari hama ini adalah laba-laba, kumbang macan, belalang sembah dan larva dari syrphid.

Untuk membasmi hama ini, petik daun yang terkena serangan, kemudian musnahkan bisa dengan cara dibakar atau dikubur dalam tanah. Hindari penanaman cabe yang berdekatan dengan tanaman terong, semangka, kacang panjang, dan melon.

Selain itu, gunakan jenis obat insektisida berbahan aktif yang mengandung diafenthiuron atau fipronil, abamektin. Penyemprotan lebih baik dilakukan pada sore hari.

Ilustrasi hama kutu daun. SHUTTERSTOCK/VERA LARINA Ilustrasi hama kutu daun.

4. Kutu daun (Aphididae)

Tidak jauh beda dengan hama kutu daun sebelumnya, hama kutu daun jenis ini biasa menyerang pada musim kemarau. Bagian tumbuhan yang diserang oleh imago dan nimfa adalah daun yang masih muda dan pucuk tanaman.

Daun yang terkena serangan hama ini akan mengeriting, melingkar dan mengkerutDapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan menjadi lambat dan tanaman akan menjadi kerdil.

Baca juga: Mengenal Penyakit Layu pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

Hama jenis ini juga bisa mengeluarkan cairan manis layaknya madu, yang biasa disebut dengan embun madu.

Cairan ini dapat menyebabkan datangnya cendawan jelaga dan semut. Selain itu, adanya semut dan cendawan jelaga dapat menurunkan kualitas buah, bahkan buah cabai bisa busuk.

Hama kutu daun dapat juga berperan sebagai sektor virus seperti, Watermelon Mosaic Virus, papaya ringsot virus, dan Cucumber Mosaic Virus (CMV).

Kerusakan yang disebabkan kutu daun ini terbilang cukup serius pada beberapa jenis tanaman sayuran seperti cabai, asparagus, okra, dan terong. Selain menyerang tanaman sayur-sayuran, kutu daun jenis ini juga menyerang tanaman buah seperti melon, jeruk dan kapas.

Baca juga: Cara Menanam Benih Cabai agar Cepat Tumbuh

Pengendalian secara teknis dapat dilakukan dengan cara menginfestasikan musuh alami, seperti Cresson (Lysiphlebus testacceipes), parasitoid Aphelinus gossypi, cendawan Entomopatogen neozygites Freseni, atau predator Coccinella transversalis.

Sementara itu, pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron. Lebih baik penyemprotan dilakukan pada sore hari.

5. Kutu kebul (Bemisi tabaci)

Serangan hama ini ditandai berupa becak daun berupa bercak nekrotik, yang disebabkan oleh rusaknya jaringan dan sel-sel daun akibat serangan serangga dewasa dan nimfa. Pada masa populasi tinggi, kutu kebul bisa menghambat, mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Cairan yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat menyebabkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam dan menyerang berbagai stadia tumbuhan.

Baca juga: Berapa Lama Penyemaian Tanaman Cabai? Ini Penjelasan dan Caranya

Ilustrasi hama kutu kebul (Bemisia tabaci). SHUTTERSTOCK/PROTASOV AN Ilustrasi hama kutu kebul (Bemisia tabaci).

Keberadaan cairan jelaga yang dapat mnyebabkan terganggunya prosese fotosintesis pada daun tersebut.

Peralihan inang hama ini juga cukup luas dan dapat mencapai populasi yang besar dalam waktu yang tidak lama apabila kondisi lingkungan mendukung.

Penggunaan perangkap kuning dapat juga dipadukan dengan pengendalian mekanik, dengan cara ini populasi hama dapat ditekan agar tidak terlalu banyak jumlahnya dan kerusakan yang ditimbulkan tidak banyak.

Selain itu, sanitasi lingkungan, tumpang sari antara tanaman tegetes dengan cabai, dapat juga menanam jagung di sekitar tanaman cabe untuk perangkap.

Baca juga: Simak, Panduan Pemberian Pupuk Tanaman Cabai

Di samping itu, Anda juga dapat membasmi hama kutu kebul dengan penggunaan pestisida seperti amitraz, permethrin, fenoxycrab, deltametrin, imidacloprid, buprofezin, bifenthrin, asefat dan endosulphan.

Anda juga dapat memanfaatkan musuh alami seperti patogen serangga, predator, dan parasitoid. Parasitoid yang dipercaya efektif menyerang hama kutu kebul adalah Encarcia adrianae (15 spesies), Eretmocerus corni (4 spesies), dan E.tricolor.

Predator yang dipercaya efektif menyerang kutu kebul seperti Menochilus sexmaculatus (yang mampu memangsa larva kutu kebul sebanyak 200 hingga 400 larva tiap hari), Coccinella septempunctata, dan Scymus syiriacus.

Patogen yang menyerang kutu kabul seperti Paecilomyces farinorus, Eretmocerus, dan Bacillus thuringiensis.

Ilustrasi tanaman cabai yang terserang hama Thrips.SHUTTERSTOCK/ANNA RAJITVILAI Ilustrasi tanaman cabai yang terserang hama Thrips.

6. Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Adalah salah satu hama yang sering mnyerang tanaman cabe, berwarna kuning kecoklatan. Nimfa berwarna putih yang sangat aktif, bertelur dengan telur berbentuk oval yang diletakkan pada daun muda bagian bawah daun.

Gejala awal serangan trhips adalah daunnya terlihat garis-garis keperekaan yang tak beraturan. Hal ini terjadi karena daun dimakan oleh thrips, lambat laun daun berubah warna menjaadi coklat dan menyebabkan daun menjadi keriting dan keriput.

Baca juga: Penyebab Daun Keriting pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

Pada level tertinggi serangan dapat menyebakan tunas, daun menggulung ke dalam dan muncul benjolan. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat bahkan pucuk daun akan menjadi mati.

Hama ini salah satu vektor penyakit virus keriting dan virus mosaik. Pada musim kemarau perkembangan hama thrips ini sangat banyak, sedangkan pada musim hujan populasi thrips cenderung menurun karena banyak thrips dan telur-telurnya yang terbasuh oleh air hujan.

Untuk membasmi hama thrips, Anda bisa memanfaatkan musuh predator dari hama trhips ini, seperti kumbang Coccinellidae, predator larva Chrysopidae, patogen Entomophthora sp., dan kepik Anthocoridae.

Anda juga bisa menggunakan tanaman seperti kenikir kuning untuk perangkap, menggunakan mulsa perak, dan perawatan kebersihan lingkungan serta pemotongan bagian yang terkena serangan hama thrips.

Baca juga: Penyakit Bulai Tanaman Cabai: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Anda pun bisa melakukan penyemprotan kimiawi seperti insektisida agrimic, pegasus, Demolish, Omite, Bamex Samite atau Mitac. Penyemprotan dilakukan apabila hama atau kerusakan meluas, serangan mencapai 15 persen dari setiap tanaman, supaya dapat menekan populasi hama thrips.

7. Lalat buah (Bactrocera sp.)

Serangan hama ini ditandai dengan adanya titik-titik hitam di pangkul buah. Buah cabe yang terkena serangan ini akan membusuk dan jatuh.

Buah cabe yang terlihat ada titik hitam adalah akibat dari aktivitas lalat buah yang memasukkan telurnya pada buah cabai. lalu telur tersebut akan menetas dan berkembangbiak di dalam buah cabai.

Ilustrasi hama lalat buah (Bactrocera sp.) pada tanaman.SHUTTERSTOCK/FENDERCAPTURE Ilustrasi hama lalat buah (Bactrocera sp.) pada tanaman.

Telur yang menetas menjadi larva merusak buah dari dalam. Buah menjadi coklat,kuning pucat dan layu, berakibat pada kualitas buah cabe akan menurun dan tidak layak untuk dijual ke pasaran.

Baca juga: Manfaat Pupuk ZA untuk Tanaman Cabai dan Cara Menggunakannya

Serangan hama lalat buah umumnya pada musim penghujan karena disebabkan oleh tusukan ovarium lalat betina terkontaminasi oleh cendawan, sehingga buah menjadi rusak, busuk dan rontok ke tanah.

Untuk membasmi hama ini, Anda bisa memusnahkan buah yang terkena serangan lalat buah, membungkus buah, rotasi tanaman, dan memanfaatkan musuh alami seperti Pupa (Biosteres sp., Opius sp.), parasitoid larva dan semut.

Anda juga bisa menggunakan insektisida bila cara-cara lain tidak dapat menekan jumlah hama. Insekstisida yang dapat digunakan antara lain Regent, Curacorn, Matador dan Santoat.

8. Ulat tanah (Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua)

Hama ini mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada hama yang lainnya, berukuran sebesar batang pena. Hama ini menyerang hampir seluruh bagian buah, tanaman, daun dan batang, namun biasanya lebih kepada menyerang buah.

Baca juga: Tips Mengendalikan Hama di Pohon Mangga Tanpa Pestisida

Ulat ini cenderung lebih aktif pada malam hari. Adapun saat siang hari ulat ini bersembunyi di bawah mulsa atau di dalam tanah.

Pada level tinggi ulat ini bisa merusak banyak tanaman cabe bakan bisa berhektar-hektar hanya dalam waktu satu malam.

Untuk pengendalian secara teknis, kita bisa menjaga, merawat kebersihan di sekitat lahan

Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara penyemprotan dengan bahan kimia antara lain Matador, Curacron. Waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com