Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Labu Siam agar Subur dan Panen Setiap Minggu

Kompas.com, 11 September 2022, 18:47 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Labu siam merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Biasanya, sayuran ini diolah menjadi sayur atau direbus sebagai lalap.

Cara menanam labu siam sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Tanaman labu siam banyak tumbuh di dataran tinggi karena ketinggian yang ideal untuk menanam komoditas ini adalah daerah dengan ketinggian 900-1100 mdpl.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah yang Benar agar Berbuah Banyak

Selain ketinggian tempat, suhu dan jenis tanah sangat mempengaruhi keberhasilan budi daya  labu siam. Suhu yang ideal untuk menanam labu siam adalah 21-28 derajat Celsius saat siang hari dan 15-20 derajat Celsius pada malam hari.

Labu siam yang sudah dipanenPixabay/outsideclick Labu siam yang sudah dipanen

Sementara itu, tanah atau lahan yang tepat untuk menanam tanaman sayur labu siam adalah tanah gembur, berpasir, subur, dan mengandung banyak humus.

Tanah jenis ini memiliki tekstur dan kandungan hara yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.

Menurut keterangan Badan Litbang Pertanian Indonesia, budi daya labu siam harus memperhatikan beberapa hal seperti persiapan bibit, pengolahan lahan, penggunaan pupuk dan cara aplikasinya, pemeliharaan, cara panen, dan tindakan pascapanen. 

Baca juga: Cara Menanam Kentang di Pot, Hemat Tempat dan Bisa di Mana Saja

Perbanyakan tanaman

Labu siam bisa diperbanyak menggunakan tanaman sayur labu yang tua. Buah labu siam tua bisa dijadikan bibit dengan cara disimpan di tempat lembap.

Lakukan pengamatan setiap saat. Jika tunas sudah tumbuh sekitar 30 sentimeter, pindahkan bibit tanaman ke lahan budi daya.

Baca juga: Cara Menanam Tomat di Polybag, Bisa Dilakukan di Lahan Sempit

Penanaman

Cara menanam labu siam menggunakan para-para dengan membuat lubang tanam berukuran 40 x 40 cm dan kedelaman 20 cm. Jarak antarlubang tanam sekitar tiga meter dan jarak antarbaris sekitar lima meter. 

Dalam satu hektare lahan, kaerapan tanaman sekitar 1200-1500 tanaman. Bibit labu siam yang siap tanam diletakan pada lubang tanam dan tutup luban menggunakan media tanam. 

Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Tomat dan Wortel di Apartemen

Perawatan tanaman

Salah satu perawatan tanaman yang penting dilakukan adalah pemberian pupuk. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan.

Selain itu, memangkas daun tua dan mengurangi daun yang terlalu lebat juga perlu dilakukan agar pertumbuhan dan produktivitas tanaman tidak terganggu.

Baca juga: Tips Pemberian Pupuk untuk Tanaman Terong yang Tepat

Panen

Tanaman labu siam biasanya berbunga saat berumur tiga sampai lima bulan setelah tanam. Buah labu siam bisa dipanen saat beurmur tiga bulan setelah tanam.

Kemudian, panen berikutnya bisa dilakukan seminggu sekali. Cara panen tanaman ini adalah memotong tangkai buah labu siam menggunakan pisau. Pastikan memotong secara hati-hati agar labu siam tidak terluka.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau