JAKARTA, KOMPAS.com - Terong bulat adalah jenis terong yang biasanya dikonsumsi sebagai lalap. Maka tak heran bila sayuran ini sering disebut sebagai terong lalap.
Seperti namanya, terong bulat memiliki bentuk bulat dan ukuran yang kecil. Terong ini biasanya dikonsumsi saat masih mentah, maka dari itu budi daya terong bulat secara organik sangat dianjurkan.
Baca juga: Simak, Ini 5 Cara Menanam Terong Ungu
Tujuannya, agar konsumen sayuran ini tidak keracunan ataupun terkena dampak buruk lainnya dari penggunaan bahan kimia saat proses penanaman. Dikutip dari penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (27/9/2022), berikut cara menanam terong bulat organik.
Pengolahan lahan dengan membuat bedengan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan akar dan menghindari banjir. Selain itu, pengolahan juga berguna untuk mempermudah pemeliharaan tanaman.
Kegiatan ini bisa dilakukan sebulan sebelum penanaman.
Pemupukan dasar berguna agar unsur hara tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan dasar diberikan dengan cara mencampurkan kotoran hewan yang sudah berfermentasi di atas bedengan yang sudah dibuat.
Baca juga: Tips Pemberian Pupuk untuk Tanaman Terong yang Tepat
Penggunaan pupuk ini diketahui bisa mengikat air dengan baik sehingga ketersediaan air mencukupi untuk pertumbuhan tanaman.
Benih terong bulat yang akan digunakan harus direndam dalam air hangat selama semalaman. Setelah itu, benih disemai dalam polybag kecil atau tray semai.
Setelah berumur 20 hari setelah semai, bibit sudah bisa dipindahkan ke bedengan. Tanam bibit dalam lubang tanam yang sudah dibuat dengan jarak tanam 60 x 70 cm.
Pemupukan susulan bisa dilakukan semi organik. Artinya pupuk yang diberikan tidak 100% pupuk organik.
Hanya saja, porsi pupuk kimia harus dikontrol dan diupayakan sedikit mungkin. Pemupukan semi organik ini bertujuan agar unsur hara makro tersedia untuk tanaman dalam jumlah yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Baca juga: 5 Penyakit pada Tanaman Terong yang Merugikan
Pada umur 4 minggu, tanaman terong lalap akan muncul tunas air pada setiap batangnya. Tunas air tersebut sebaiknya dibuang saja. Hal tersebut dikarenakan tunas air bisa menggunakan nutrisi dalam jumlah banyak.
Pengendalian hama pada tanaman terong bisa disesuaikan dengan jenisnya. Hama seperti ulat dan thrips bisa dikendalikan dengan cara mengaplikasikan pestisida nabati dari tembakau dan daun sirih.
Sedangkan untuk hama lain seperti kumbang, lalat buah, kepik, dan lain sebagainya bisa dikendalikan dengan memasang perekat sebagai perangkap.
Baca juga: 5 Penyakit pada Tanaman Terong yang Merugikan
Tanaman terong bisa dipanen lebih dari sekali. Pemanenan pertama biasanya dilakukan saat tanaman berumur 3-4 bulan atau tergantung dari varietas yang ditanam. Kemudian pemanenan berikutnya bisa dilakukan 3-7 hari sekali.
Cara panennya yaitu dengan memetik buah yang siap panen. Ciri buah siap panen yaitu ukurannya sudah maksimum.
Sementara itu, waktu panen bisa dilakukan pagi atau sore hari saat cuaca cerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.